Deretan 29+ Wanita Terbaik di Superhero Live-Action 1975-2024
Di dunia superhero yang didominasi oleh pria, kehadiran karakter wanita yang kuat dan inspiratif layak mendapatkan sorotan khusus. Dari Marvel hingga DC Comics, berbagai karakter wanita telah meninggalkan jejak mereka yang tak terlupakan, baik dalam komik maupun adaptasi live-action. Film dan serial televisi ini telah membawa karakter seperti Wonder Woman, Black Widow, Captain Marvel, dan banyak lagi, ke dalam kehidupan penonton di seluruh dunia, termasuk Indonesia, memberikan inspirasi dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Dengan kisah yang melibatkan perlawanan, keadilan, hingga kisah pribadi yang mendalam, superhero wanita ini tak hanya menjadi idola namun juga simbol kekuatan dan kepemimpinan.
Artikel ini akan menyajikan deretan wanita terbaik di superhero live-action yang telah memecahkan stereotip dan membuktikan bahwa keberanian serta kebaikan hati tidak mengenal gender. Dimulai dari Cathy Lee Crosby yang memerankan Diana Prince pertama kali, hingga karakter-karakter ikonik dari Marvel dan DC Comics seperti Scarlet Witch, Supergirl, Catwoman, dan She Hulk, yang masing-masing memberikan pengaruh besar dalam industri hiburan. Bukan hanya mengulas prestasi mereka di layar, artikel ini juga akan menelusuri peran mereka dalam mempromosikan pesan positif dan pemberdayaan perempuan di seluru dunia.
Cathy Lee Crosby (Diana Prince) Wonder Woman (1975)
Meskipun Lynda Carter sering diidentikkan sebagai Wonder Woman, Cathy Lee Crosby adalah yang pertama memerankan karakter ini dalam versi live action. Sebagai atlet tenis profesional yang beralih ke dunia hiburan, Crosby terpilih oleh Douglas S. Cramer dari Warner Bros untuk memainkan peran ini dalam film percontohan Wonder Woman tahun 1974. Namun, pilihan ini menimbulkan kontroversi karena penulis skenario Stanley Ross tidak setuju dengan pemilihan tersebut, menyebabkan dia meninggalkan proyek tersebut.
Dalam perannya, Crosby memperlihatkan Wonder Woman dengan gaya yang berbeda dari komik. Dengan rambut pirang dan kostum yang lebih tertutup, penampilannya tidak sesuai dengan ekspektasi banyak penggemar. Meskipun demikian, film ini tetap menonjolkan keahlian akting Crosby, terutama dalam adegan aksi di mana dia juga belajar beladiri. Namun, film tersebut
tidak berhasil mendapatkan rating yang tinggi saat pemutaran perdana di stasiun TV ABC pada 12 Maret 1974.
Crosby sendiri mengakui bahwa perannya sebagai Wonder Woman lebih merupakan fantasi daripada cerminan kehidupan nyata. Dalam sebuah wawancara, dia menyatakan bahwa ini adalah era di mana perempuan harus lebih unggul dari pria, dan dia tidak melihat dirinya sebagai simbol seks. Meskipun film ini mendapat ulasan negatif dan
tidak melanjutkan ke seri televisi, Crosby tetap bangga telah menjadi Wonder Woman pertama yang memulai konsep tersebut di layar kaca.
.jpg)
Lynda Carter (Diana Prince) Wonder Woman (1975-79)
Empat dasawarsa sebelumnya, karakter Wonder Woman dipopulerkan oleh Lynda Carter hingga menjadi identik dengannya selama empat tahun. Aktris kelahiran Phoenix, Arizona, Amerika Serikat pada 24 Juni 1951 itu terjun ke dunia hiburan pasca-memenangi kontes kecantikan
Miss World USA 1972. Warner Bros berada di balik pengorbitan karakter Wonder Woman yang sebelumnya hanya eksis di media komik-komik terbitan DC Comics. Warner memulainya dengan pilot project bertajuk The New Original Wonder Woman yang penyutradaraannya dipercayakan pada Leonard Horn. Kepopuleran Lynda sebagai ratu kecantikan se-Amerika pada 1972 jadi salah satu faktor utama pemilihannya oleh produser Douglas S. Cramer lewat beberapa kali casting. Proyek pilot itu sukses kala diputar pertama kali oleh stasiun TV ABC
pada 7 November 1975 yang berujung pada kelanjutan proyeknya sebagai film seri.
Dalam tiga season serial Wonder Woman periode 1975-1979, reputasi Lynda Carter turut melonjak. Terlebih karakternya muncul seiring derasnya arus gerakan feminisme gelombang kedua (1960-an hingga 1980-an), di mana dua isu paling penting yang disuarakan adalah diskriminasi gender dan persamaan hak. Lynda adalah salah satu simpatisannya dari golongan selebriti. "Menurut saya Wonder Woman adalah juara sejatinya kaum feminis. Saya pikir dia memberi citra diri yang lebih baik bagi para perempuan," tutur Lynda dikutip Carney Maley dalam artikelnya, "Bonding in the Air" yang dihimpun dalam Bound by Love: Familial Bonding in Film and Television since 1950. Namun, kepopuleran film seri Wonder Woman tak hanya mengidentikkan Lynda dengan perempuan super itu tapi juga membuatnya perlahan dijadikan simbol seks oleh kaum Adam. Penyebabnya ada pada kostum vulgar Wonder Woman yang dipakai Lynda. Kostumnya berupa korset merah dengan belahan dada terbuka dan underpant ketat bercorak bintang-bintang. Kostum itu dibuat hampir sama dengan yang ada dalam komik.
.jpg)
Helen Slater (Kara Zor-El / Linda Lee) Supergirl (1984)
Helen Slater memerankan karakter Supergirl dalam film Supergirl tahun 1984, yang merupakan spin-off dari seri film Superman yang dibintangi oleh Christopher Reeve. Film ini berlatar waktu setelah kejadian di Superman III pada tahun 1983. Dalam film ini, Helen Slater sebagai Kara Zor-El, yang juga dikenal sebagai Linda Lee, adalah sepupu dari Superman dan berasal dari planet Krypton. Dia dikirim ke Bumi oleh orangtuanya, Zor-El dan Alura In-Ze, untuk menghindari kehancuran planet mereka.
Sebagai Supergirl, karakter Helen Slater memiliki kekuatan super dan kerentanan terhadap Kryptonite, mirip dengan sepupunya, Superman. Namun, film Supergirl
pada tahun 1984 tidak mendapatkan sambutan yang positif dan dianggap gagal, yang kemudian berkontribusi pada keputusan DC Comics untuk membunuh karakter Supergirl dalam seri terbatas Crisis on Infinite Earths pada tahun 1985.
Meskipun demikian, Helen Slater telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam membawa karakter Supergirl ke layar lebar, meskipun film tersebut tidak berhasil secara komersial. Keberaniannya dalam memerankan salah satu superhero wanita ikonik ini tetap diingat oleh para penggemar.
Teri Hatcher (Lois Lane) Lois & Clark: The New Adventures of Superman (1993-97)
"LOIS & CLARK: THE NEW ADVENTURES OF SUPERMAN" adalah serial televisi yang tayang selama
empat musim, dari tahun 1993 sampai 1997, di mana Lois Lane diperankan oleh Teri Hatcher. Teri Hatcher, yang lahir di California pada tanggal 8 Desember 1964, mengikuti audisi untuk peran Lois Lane setelah menyelesaikan perannya sebagai Penny Parker dalam serial "MACGYVER". Teri menyatakan bahwa dia tidak ingin terjebak dalam karakter Penny dalam jangka waktu yang lama, sehingga peran Lois dirasa bisa mengakuisisi sosok tersebut.
Dean Cain dan Teri Hatcher dipasangkan dalam serial ini, yang berhasil meraih
lima nominasi Emmy Awards, menunjukkan keberhasilan mereka dalam menghidupkan karakter-karakter ikonik tersebut. Kemitraan antara Dean Cain sebagai Superman dan Teri Hatcher sebagai Lois Lane memberikan dinamika yang menarik dan berhasil memikat penonton selama empat musim penyiarannya.
Ashley Scott (Helena Kyle / Huntress), Dina Meyer (Barbara Gordon / Oracle), Rachel Skarsten (Dinah Redmond) Birds of Prey (2002-03)
Ashley Scott memerankan Helena Kyle, atau Huntress, putri dari Batman dan Catwoman dalam serial "Birds of Prey" (2002-03). Karakternya memiliki kemampuan fisik yang meningkat seperti agilitas, kekuatan, penyembuhan, dan indra keenam untuk mendeteksi bahaya, warisan dari ibunya yang juga metahuman. Huntress juga dapat mengubah matanya menjadi bentuk kucing, yang biasanya dipicu oleh emosi kuat, memberinya penglihatan malam yang lebih baik.
Dina Meyer berperan sebagai Barbara Gordon, dulu dikenal sebagai Batgirl dan anak dari sekutu Batman, Komisaris Polisi James Gordon. Setelah ditembak oleh Joker, yang menyebabkan dia lumpuh, Barbara mengganti identitasnya menjadi Oracle. Dia menggunakan keahliannya dalam peretasan komputer dan senjata untuk melanjutkan perjuangan melawan kejahatan, sering meminta bantuan Huntress untuk pekerjaan lapangan yang tidak lagi bisa dia lakukan.
Rachel Skarsten memerankan Dinah Redmond, sebelumnya dikenal sebagai Dinah Lance, yang juga merupakan metahuman dengan kemampuan untuk melihat masa depan melalui mimpi dan membaca pikiran orang lain melalui sentuhan fisik. Dinah bergabung dengan tim setelah membuktikan dirinya kepada Helena dan Barbara dan kemudian mengembangkan kekuatan telekinesis.
Serial ini mengisahkan Helena Kyle yang tumbuh di New Gotham, di mana dia akhirnya mengembangkan kemampuan metahuman yang diwarisi dari ibunya, Selina Kyle atau Catwoman. Setelah tragedi kematian ibunya oleh Clayface, Helena diadopsi oleh Barbara Gordon. Helena, di bawah bimbingan Barbara yang sekarang menjadi Oracle, mengambil alih peran sebagai pelindung New Gotham dengan nama Huntress.
Meskipun Helena mendapatkan kepuasan dalam menjalankan tugasnya sebagai Huntress, dia masih menghadapi masalah psikologis yang mendalam dan mulai mengikuti terapi manajemen kemarahan dengan Dr. Harleen Quinzel, yang tidak diketahui Helena memiliki niat tersembunyi terkait dengan Joker. Dinah, di sisi lain, mengalami trauma saat menyaksikan kematian ibunya, Carolyn Lance, yang juga dikenal sebagai Black Canary, dalam sebuah konfrontasi yang melibatkan Hawke.
Serial "Birds of Prey" memberikan perspektif baru dalam narasi superhero dengan fokus pada karakter-karakter wanita yang kuat dan kompleks, menunjukkan bahwa keberanian dan kebaikan tidak mengenal gender.
Halle Berry (Patience Phillips) Catwoman (2004)
Dalam film "
Catwoman" tahun 2004, Halle Berry berperan sebagai Patience Phillips, seorang desainer yang bekerja di perusahaan kosmetik. Ia menemukan bahwa beberapa produk perusahaan memiliki efek samping mematikan, yang diketahui oleh Laurel, istri pemilik perusahaan. Konflik ini memuncak ketika Patience mencoba mengungkapkan rahasia perusahaan tersebut dan berakhir dengan pertengkaran fisik dengan Laurel. Akibatnya, Patience diselamatkan oleh seekor kucing dan mendapatkan kemampuan seperti kucing, termasuk kelincahan dan kecepatan yang luar biasa.
Namun, film ini mendapat kritik tajam dari para kritikus dan dianggap gagal dalam menggambarkan transformasi karakter Catwoman yang sebenarnya, serta lebih menonjolkan keseksian Halle Berry daripada kualitas cerita atau karakter. Rotten Tomatoes hanya memberikan
skor 3.1/10, dengan hanya 9% dari 195 ulasan yang positif. Lebih lanjut, performa Halle Berry dalam film ini mendapat
Piala Razzie sebagai penghargaan untuk performa terburuk dalam industri film, menunjukkan bahwa perannya sebagai Catwoman hanya menjual aspek seksi dan sensual karakter tersebut.
Jennifer Garner (Elektra Natchios) Elektra (2005)
Jennifer Garner memerankan Elektra Natchios dalam film
Elektra tahun 2005, yang merupakan spin-off dari film Daredevil tahun 2003. Dalam film ini, Elektra adalah seorang pembunuh terlatih yang dihidupkan kembali oleh sebuah masyarakat rahasia setelah terbunuh di Daredevil. Elektra kemudian dipekerjakan untuk membunuh seorang pria dan putrinya, namun pada akhirnya, ia memilih untuk melindungi mereka.
Meskipun film ini tidak diterima dengan baik secara keseluruhan, beberapa kritik memuji adegan aksi yang diperankan Garner, tetapi ada juga yang mengkritik pengembangan plot dan karakter dalam film tersebut. Namun, penampilan Garner sebagai Elektra telah menjadi bagian ikonik dari sejarah karakter tersebut di layar lebar.
Melissa Benoist (Kara Zor-El / Kara Danvers) Supergirl (2015-21)
Melissa Benoist memerankan
Supergirl dalam seri yang berlangsung dari tahun 2015 hingga 2021, menjadi bagian dari Arrowverse. Sebelum mendapatkan peran ini, Benoist mengikuti proses
audisi yang panjang selama tiga bulan. Peran ini membawa Benoist menjadi salah satu pemeran Supergirl terbaik yang diingat oleh banyak penggemar.
Seri ini mengisahkan Kara Zor-El, seorang gadis remaja yang dikirim ke Bumi-38 bersama dengan sepupunya yang masih bayi, Kal-El. Namun, pesawat Kara terpisah dari Kal-El, dan Kara terdampar di Phantom Zone, sementara Kal-El berhasil mencapai Bumi. Setelah tiba di Bumi sebagai remaja, Kara dibawa oleh Superman untuk dirawat oleh keluarga Danvers.
Selama enam musim, Melissa Benoist mengembangkan karakter Kara Zor-El, memberikan nuansa yang mendalam pada perannya sebagai sepupu Kal-El, yang dikenal sebagai Clark Kent. Benoist juga memberikan pandangan yang positif tentang pengambilan karakter Supergirl baru, menekankan pentingnya keputusan dalam pengembangan karakter Kara Danvers.
Namun, setelah enam musim menghidupkan Supergirl, Benoist memutuskan untuk menggantung jubahnya, mengikuti jejak Ruby Rose yang lebih dulu pensiun dari peran superhero DC. Keputusannya ini membuka jalan bagi
Supergirl ras Hispanic pertama yang akan diperankan oleh Sasha Calle, yang juga akan muncul dalam film solo The Flash DCEU.
Melalui perannya, Benoist tidak hanya memainkan karakter superhero, tetapi juga menjadi jembatan dalam memperkenalkan Superman era baru yang diperankan oleh Tyler Hoechlin, yang dianggap sangat cocok sebagai Clark Kent. Dari sini, muncul
seri solo Superman & Lois yang mendapatkan ulasan positif.
.jpg)
Hayley Atwell (Peggy Carter) Agent Carter (2015-16)
Hayley Atwell memerankan Peggy Carter dalam serial Marvel "Agent Carter" yang berlangsung dari tahun 2015 hingga 2016. Atwell telah terlibat dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) sejak perannya sebagai Peggy Carter di "Captain America: The First Avenger". Karakternya, yang dikenal karena keberanian dan kecerdasannya, mendapatkan kesempatan untuk lebih dieksplorasi dalam serial ini. Atwell mengungkapkan bahwa untuk mempersiapkan peran ini, ia berlatih keras bersama pelatih yang sama dengan pemeran film "Captain America", termasuk mantan marinir dari Militer Amerika Serikat. Proses latihan yang intens ini mencakup banyak sesi latihan bersama, yang pada sesi pertama membuatnya mual dan harus dikirim pulang dari lokasi pelatihan.
Karakter Peggy Carter terus muncul dalam berbagai proyek MCU, termasuk suara di serial "What If" dan kemunculan sebagai Captain Carter di "Doctor Strange in the Multiverse of Madness". Atwell menyatakan kecintaannya pada karakter ini dan bersedia untuk kembali berperan jika ada kesempatan. Selama wawancara di Awesome Con, dia membahas kemungkinan kembali ke MCU sebagai Captain Carter, menekankan bahwa pendapat orang lain tentang peran kecilnya tidak penting, karena dia tahu nilai dari karakter yang dia perankan.
Krysten Ritter / Jessica Jones (2015-19)
Krysten Ritter memerankan karakter
Jessica Jones dalam serial Marvel's Jessica Jones yang ditayangkan dari tahun 2015 hingga 2019. Jessica, yang memiliki kekuatan superhuman seperti kekuatan luar biasa dan kemampuan melompat tinggi, awalnya mencoba menjadi superhero. Namun, pertemuannya dengan Kilgrave, yang memiliki pengaruh besar terhadap dirinya, membuatnya trauma dan beralih profesi menjadi detektif swasta.
Meskipun Jessica memiliki kekuatan super, dia lebih sering menggunakan kekuatannya untuk mendukung pekerjaannya sebagai detektif swasta daripada sebagai superhero. Hal ini terlihat dari cara dia menggunakan kekuatannya untuk menakuti orang atau mendapatkan posisi yang sempurna dalam memata-matai kliennya. Konflik utama dalam serial ini adalah pertarungannya dengan Kilgrave, yang diperlihatkan dengan sangat menarik dan mendalam. Ritter, yang sebelumnya dikenal dari perannya dalam Breaking Bad, sangat cocok memerankan karakter Jessica Jones yang kompleks ini.
Jessica Jones, karakter yang diciptakan oleh Brian Michael Bendis dan Michael Gaydos, pertama kali muncul dalam komik Alias #1 pada tahun 2001. Karakter ini mendapatkan pujian karena kedalaman dan keunikan ceritanya, yang berbeda dari banyak karakter superhero lainnya.
Krysten Ritter sendiri telah menyatakan kesiapannya untuk kembali memerankan Jessica Jones jika ada kesempatan dalam proyek MCU di masa depan, seperti serial Daredevil: Born Again di mana dia bisa bersatu kembali dengan Matt Murdock yang diperankan oleh Charlie Cox.
Gal Gadot (Diana Prince) Wonder Woman (2017) & Wonder Woman 1984 (2020)
Gal Gadot kembali memerankan Diana Prince, atau Wonder Woman, dalam film "Wonder Woman" (2017) dan sekuelnya "Wonder Woman 1984" (2020). Dalam film pertama, karakter Diana Prince mengalami transformasi dari seorang wanita yang mengenali kekuatannya menjadi simbol keadilan dan keberanian. Gadot menggambarkan Diana sebagai sosok yang melihat kemanusiaan dari sisi luar dan secara vokal menentang kejahatan.
Dalam "Wonder Woman 1984", karakter Diana Prince mulai memahami kerumitan kehidupan manusia lebih dalam, mengalami penderitaan dan kesepian seperti manusia pada umumnya. Pada kedua film tersebut, Gal Gadot tidak hanya memerankan karakter superhero, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai yang dipegang oleh Wonder Woman, seperti keberanian dan kebaikan.
Patty Jenkins, sutradara kedua film tersebut, menekankan bahwa Gadot sangat otentik dalam perannya, menyamai ikoniknya pemeran Superman Christopher Reeve dan Wonder Woman Lynda Carter dari era sebelumnya. Jenkins percaya bahwa Gadot membagikan setiap kualitas yang dimiliki Wonder Woman, membuatnya sempurna untuk peran tersebut.
Selain itu, dalam film "Justice League" (2017), Diana Prince berperan sebagai perekat tim, memberikan dukungan moral dan kekuatan kepada anggota tim lainnya. Hal ini menunjukkan pengaruh besar yang dimiliki oleh karakter Wonder Woman, tidak hanya sebagai pejuang tetapi juga sebagai pemimpin dalam kelompok superhero.
Diana Prince, yang berasal dari pulau Themyscira, dilatih sebagai prajurit oleh ibunya, Ratu Hippolyta, dan Jenderal Antiope. Dia mempelajari seni berperang dan menjadi salah satu prajurit terkuat di pulau tersebut.
Diana kemudian terlibat dalam perang dunia pertama setelah menyelamatkan pilot, Steve Trevor, yang mengungkapkan adanya ancaman global dari senjata biologis yang dikembangkan oleh musuh.
Olivia Holt (Tandy Bowen) Cloak & Dagger (2018-19)
Olivia Holt memerankan Tandy Bowen, salah satu karakter utama dalam serial Marvel Cinematic Universe,
Cloak & Dagger, yang ditayangkan di Freeform dari tahun 2018 hingga 2019. Dalam serial ini, Tandy memiliki kemampuan untuk memancarkan pisau cahaya, dan penampilannya mendapat pujian dari kritikus serta penggemar. Tandy dan rekan sejawatnya, Tyrone Johnson (diperankan oleh Aubrey Joseph), yang memiliki kekuatan untuk melibatkan orang dalam kegelapan, menjelajahi hubungan mereka yang rumit dan menggunakan kekuatan mereka untuk membantu komunitas mereka.
Serial ini mengeksplorasi tema keadilan sosial, trauma, dan kekuatan persahabatan, dengan Tandy yang diperankan oleh Holt berada di pusat narasi penting ini. Meski Cloak & Dagger dibatalkan setelah dua musim, karya Holt sebagai Tandy Bowen telah meninggalkan kesan yang mendalam pada Marvel Cinematic Universe dan para penggemarnya.
Selain memiliki kekuatan super, dinamika antarras antara kedua karakter yang diperankan oleh Aubrey Joseph (Tyrone Johnson alias Cloak) dan Olivia Holt (Tandy Bowen alias Dagger) dianggap mampu menggambarkan dampak budaya yang memiliki jumlah minoritas dalam peran sebagai superhero. Hubungan antara Cloak, seorang pria berkulit hitam yang dapat berteleportasi, dan Dagger, seorang wanita berkulit putih yang dapat membuat pisau dari cahaya, menghadapi masalah ras dan gender, dengan alur cerita yang tidak dibalut dengan plot romantis yang tipikal.
Evangeline Lily (Hope van Dyne/The Wasp) Ant-Man and The Wasp (2018) & Ant-Man and The Wasp: Quantumania (2023)
Evangeline Lilly pertama kali bergabung dengan Marvel Cinematic Universe sebagai Hope van Dyne di film Ant-Man yang disutradarai oleh Peyton Reed pada tahun 2015. Karakternya, yang dikenal sebagai putri dari Hank Pym dan Janet van Dyne, digambarkan sebagai sosok yang kuat dan cakap, namun memiliki kehidupan yang rumit karena dibesarkan oleh dua superhero. Lilly kemudian mengulangi perannya sebagai Hope van Dyne dalam Ant-Man and The Wasp pada tahun 2018, di mana ia mengenakan kostum Wasp yang telah lama dinantikan, menjadikannya
superhero wanita pertama yang namanya tertera di judul film MCU.
Pada tahun 2023, Lilly kembali memerankan Hope van Dyne dalam Ant-Man and The Wasp: Quantumania. Film ini, yang merupakan
bagian dari Fase Lima MCU, menampilkan kembali beberapa karakter dari dua film Ant-Man sebelumnya dan mengeksplorasi lebih dalam dunia kuantum. Dalam wawancara, Lilly mengungkapkan bahwa sebelumnya ia
hampir berperan sebagai Wonder Woman di DC Universe, namun ia merasa kurang cocok dengan konsep karakter tersebut.
Selain itu, Lilly juga terlibat dalam pertarungan terakhir melawan Thanos di Avengers: Endgame yang dirilis pada tahun 2019, menunjukkan peran penting karakternya dalam MCU. Di luar layar, Lilly dikenal karena perannya dalam serial Lost dan memiliki latar belakang fisik yang atletis, yang membantunya dalam memerankan aksi-aksi The Wasp.
Brie Larson (Carol Danvers) Captain Marvel (2019)
Brie Larson menjadi perempuan pertama yang memerankan tokoh utama dalam film Marvel dengan karakter Carol Danvers, yang juga dikenal sebagai
Captain Marvel. Meskipun film ini diharapkan sebagai cerita pemberdayaan, Cary James menegaskan bahwa ini bukanlah fokus utamanya. Larson berhasil mengadaptasi diri ke dalam dunia Avengers yang penuh dengan aksi luar angkasa dan pertarungan energi biru, namun film ini mendapat respons beragam. Dari segi kritik, Captain Marvel mencatat skor
79% di Rotten Tomatoes, sementara
skor penonton jauh lebih rendah, hanya 45%.
Karakter Carol Danvers sendiri dipersepsikan cukup tipis, mirip dengan beberapa Avengers lain yang tidak menjanjikan kedalaman karakter. Larson, yang sering kali terlihat serius dalam perannya, menghadapi momen meta ketika karakternya diminta tersenyum, menggambarkan kritik yang Larson terima secara online. Meskipun menghadapi kritik dan perundungan online, Larson tetap bersemangat tentang perannya dan berbicara tentang kegembiraannya memiliki tim superhero sendiri di D23 Expo.
Di masa depan, Larson akan kembali sebagai Captain Marvel dalam sekuel The Marvels, meskipun ia sendiri tidak yakin tentang nasibnya di Marvel Cinematic Universe setelah itu. Kinerja Larson sebagai Captain Marvel telah membuatnya menjadi salah satu pahlawan terkuat di MCU, yang digambarkan sebagai pilot Angkatan Udara Amerika Serikat yang mendapatkan kekuatan super.
Sophie Turner (Jean Grey) X-Men: Dark Phoenix (2019)
Sophie Turner, yang dikenal luas melalui perannya di Game of Thrones, tampil memukau sebagai Jean Grey dalam film
X-Men: Dark Phoenix tahun 2019. Dalam film ini, karakter Jean Grey mengalami transformasi menjadi Phoenix, seorang mutan dengan kekuatan luar biasa yang berjuang dengan kekuatan baru dan sisi gelap dirinya. Turner telah mempersiapkan perannya dengan serius, membaca komik The Dark Phoenix Saga untuk mendalami karakter Jean Grey sebelum syuting film X-Men: Apocalypse, namun untuk Dark Phoenix, ia lebih fokus pada naskah film itu sendiri.
Sophie Turner menggambarkan Jean Grey sebagai karakter yang kompleks dan berlapis. Jean bukan hanya sekadar pahlawan atau penjahat; ia adalah sosok yang sangat tersiksa dan hancur karena konflik internal dan trauma masa lalunya. Untuk membantu Turner dalam menghayati peran ini, sutradara Simon Kinberg memberikan bahan-bahan tentang skizofrenia dan gangguan kepribadian ganda, yang membantu Turner mengerti dan memerankan dilema internal Jean dengan lebih mendalam.
Film ini mengeksplorasi tema identitas dan konflik batin, dimana Jean Grey berjuang melawan kekuatan dalam dirinya yang mengancam untuk menguasainya. Ini terwujud dalam adegan dramatis yang melibatkan karakter Charles Xavier, yang diperankan oleh James McAvoy, menambah intensitas dan kedalaman cerita. Penampilan Turner mendapat pengakuan luas, dengan pujian khusus datang dari Famke Janssen, pemeran Jean Grey sebelumnya, yang mengapresiasi bahwa karakter Dark Phoenix akhirnya mendapatkan filmnya sendiri, serta dari rekan-rekan set filmnya yang menilai Turner berakting setara dengan aktor senior seperti Jessica Chastain dan Michael Fassbender.
Ruby Rose (Kate Kane) Batwoman Season 1 (2019-20)
Ruby Rose memerankan Kate Kane, yang dikenal sebagai Batwoman, dalam musim pertama serial televisi "Batwoman". Tiga tahun setelah Bruce Wayne, yang juga dikenal sebagai Batman, menghilang, Kate Kane muncul untuk menghadapi tantangan pribadinya dan menjadi simbol harapan dengan melindungi jalanan Gotham City. Pada Mei 2018, diumumkan bahwa Batwoman akan muncul dalam crossover "Elseworlds" dari seri Arrowverse, dan dua bulan kemudian, sebuah seri yang berpusat pada karakter ini mulai dikembangkan oleh Dries, dengan Ruby Rose terpilih sebagai pemeran utama pada bulan Agustus tahun yang sama.
Selama perannya, Ruby Rose menghadapi kritik karena dianggap tidak cukup mewakili komunitas lesbian, meskipun ia sendiri adalah seorang lesbian. Ia menyatakan kebingungan dan keinginan untuk memahami dan memperbaiki situasi tersebut setelah menerima kritik. Namun, penampilan perdana Ruby Rose sebagai Batwoman, yang terjadi di jalanan Chicago, menandai momen penting karena "Batwoman" adalah seri superhero pertama yang dipimpin oleh karakter lesbian.
Ruby Rose mengundurkan diri dari peran Batwoman setelah hanya satu musim,
mengungkapkan bahwa perilaku tidak pantas oleh beberapa orang di lokasi syuting menjadi alasan utamanya. Ia juga menyebutkan bahwa ia mengalami cedera di leher selama syuting dan dipaksa kembali bekerja hanya sepuluh hari setelah operasi. Dalam sebuah pernyataan, ia menolak untuk kembali ke serial tersebut meskipun dihadapkan pada ancaman atau intimidasi.
Margot Robbie (Harley Quinn) Birds of Prey (and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn) (2020)
Margot Robbie memulai debutnya sebagai Harley Quinn dalam film Suicide Squad tahun 2016, namun perannya dalam
Birds of Prey (and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn) tahun 2020 membawa karakter tersebut ke tingkat yang baru. Dalam film ini, Robbie tidak hanya berperan sebagai pemeran utama tetapi juga terlibat dalam proses produksi, menunjukkan dedikasinya terhadap karakter Harley Quinn. Film ini menggambarkan Harley setelah berpisah dengan Joker, memperlihatkan perjuangan dan kerentanan karakter tersebut dalam menghadapi kehidupan baru sebagai individu yang mandiri.
Perubahan signifikan juga terlihat pada penampilan Harley Quinn. Berbeda dari kostum tradisionalnya yang ikonik, Robbie mengenakan kostum yang terinspirasi dari versi komik Suicide Squad tahun 2011, dengan beberapa modifikasi seperti rambut pirang dan jaket bertuliskan "Property of Joker". Namun, meskipun perubahan ini, penggambaran seksualitas karakter masih menjadi titik kritik, terutama dari kaum feminis yang merasa bahwa aspek tersebut masih terlalu ditonjolkan.
Robbie sendiri sangat terbuka tentang perannya, menyatakan bahwa melalui Birds of Prey, penonton dapat melihat sisi berbeda dari Harley Quinn—lebih rentan dan tidak terduga, yang membuat karakter tersebut lebih menarik dan relatable. Sutradara Cathy Yan juga berkontribusi pada nuansa film dengan menjadi sutradara wanita Asia pertama yang menyutradarai film superhero dengan tema emansipasi dan pemberdayaan perempuan.
Penerimaan Harley Quinn di pasar juga menunjukkan pengaruh besar Robbie. Sejak trailer Suicide Squad dirilis pada 2015, figur aksi Harley Quinn menjadi sangat populer di kalangan penggemar. Ini menunjukkan bahwa, meskipun kontroversi, karakter Harley Quinn yang diperankan oleh Robbie telah meninggalkan dampak yang signifikan dalam budaya populer.
Brec Bassinger (Courtney Whitmore) Stargirl (2020-22)
Brec Bassinger memerankan karakter Courtney Whitmore, yang juga dikenal sebagai Stargirl, dalam serial DC Universe yang berjudul "Stargirl." Serial ini mengikuti kisah sekelompok remaja dengan kekuatan super yang tergabung dalam tim Justice Society of America. Sebagai tokoh utama, Bassinger berhasil membawa nuansa baru ke dalam cerita superhero dengan pengaruh kuat dari film-film era 80-an, memberikan sentuhan yang berbeda dibandingkan dengan serial superhero lainnya seperti "Supergirl".
Dilahirkan pada tanggal 25 Mei 1999 di Saginaw, Texas, Bassinger mulai berkarier dalam dunia akting sejak tahun 2013. Sebelumnya, ia dikenal karena kemampuannya dalam olahraga dan pernah menjadi pemandu sorak di sekolahnya. Meskipun memiliki nama belakang yang sama dengan aktris senior Kim Bassinger, mereka tidak memiliki hubungan keluarga. Brec juga pernah mengikuti kontes kecantikan dan memenangkan Our Little Miss World Winner saat masih remaja.
Di luar layar, Bassinger adalah seorang pribadi yang energik dan bersemangat, mirip dengan karakter yang ia perankan. Ia mengungkapkan bahwa Stargirl adalah salah satu karakter favoritnya, tidak hanya karena ia memerankannya, tetapi juga karena karakter tersebut memiliki sifat yang optimis dan spontan, sering kali bertindak tanpa berpikir panjang yang menurutnya adalah cara terbaik untuk menjalani hidup.
Selama produksi "Stargirl," Bassinger menjalin hubungan yang erat dengan para pemain lain, menciptakan suasana kekeluargaan di luar set. Ia juga memiliki hubungan asmara dengan Dylan Summerall, seorang aktor muda pendatang baru. Perannya sebagai Stargirl telah mendefinisikan karier Bassinger dalam dunia hiburan, menempatkannya dalam daftar "forever list" superhero yang akan selalu diingat.
Elizabeth Olsen (Wanda Maximoff) WandaVision (2021)
Elizabeth Olsen telah memberikan nuansa yang mendalam pada karakter
Wanda Maximoff, alias Scarlet Witch, dalam serial "WandaVision" yang dirilis pada tahun 2021. Peran ini menampilkan Wanda yang menciptakan sebuah kota dan dunia baru di Westview, di mana dia dan Vision, yang diperankan oleh Paul Bettany, memiliki dua anak bersama. Namun, kebahagiaan ini tidak bertahan lama ketika dia mengetahui bahwa pemerintah Amerika Serikat dan S.W.O.R.D. masih mengawasi dan memonitor dunianya.
Serial ini menggali lebih dalam emosi dan trauma Wanda, terutama setelah kehilangan yang dia alami di "Infinity War" dan "Endgame". Dalam "
WandaVision", Wanda menggunakan kemampuannya untuk memanipulasi realitas, menciptakan sebuah kehidupan ideal yang akhirnya tidak bisa dipertahankan. Keputusannya ini membawa konsekuensi besar, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Dalam "Doctor Strange in the Multiverse of Madness", Olsen kembali memerankan Wanda yang telah menjadi Scarlet Witch yang kuat. Di sini, dia mengeksplorasi sisi gelap karakternya lebih jauh, dengan memasukkan elemen horor yang lebih intens, termasuk pengaruh dari genre horor Asia yang diintegrasikan ke dalam pembawaan karakternya.
Olsen mengungkapkan bahwa dia sangat menyukai bermain sebagai Wanda, seorang karakter yang kompleks dengan latar belakang yang tragis dan kekuatan yang luar biasa. Dia juga mengapresiasi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai aspek emosi karakternya, dari kebahagiaan, kemarahan, hingga rasa cinta yang mendalam terhadap keluarganya.
Selain itu, Olsen berharap bisa kembali memerankan Wanda dalam proyek-proyek MCU mendatang, meskipun belum ada konfirmasi resmi tentang kapan dan bagaimana karakternya akan muncul lagi. Optimisme ini menunjukkan betapa pentingnya karakter Scarlet Witch dalam narasi MCU dan potensi pengembangan karakternya di masa depan.
Javicia Leslie (Ryan Wilder) Batwoman Season 2–3 (2021-22)
Javicia Leslie membuat sejarah dengan menjadi wanita kulit hitam pertama yang memerankan karakter superhero live-action di televisi atau film sebagai
Ryan Wilder, Batwoman baru. Mengambil alih peran dari Ruby Rose, Leslie memperkenalkan kostum Batwoman yang didesain ulang, yang pertama kali muncul di musim kedua episode ketiga. Kostum ini, dirancang oleh Maya Mani dan dibuat oleh Ocean Drive Leather, menampilkan perubahan signifikan termasuk wig baru yang menggantikan rambut merah lurus dengan gaya rambut keriting beraksen garis merah.
Leslie mengungkapkan pentingnya representasi dalam perannya, menekankan bahwa dari siluet kostumnya saja, harus jelas bahwa Batwoman adalah seorang wanita kulit hitam. Ini dicapai dengan setelan yang pas dan Afro yang menawan, yang menurutnya berhasil mencapai tujuan tersebut. Perubahan ini tidak hanya estetika tetapi juga mencerminkan pergeseran karakter dari menggunakan kekuatan Batwoman untuk keuntungan pribadi menjadi simbol heroik bagi kota Gotham, seperti yang dijelaskan oleh produser eksekutif Caroline Dries.
Selain itu, Leslie, yang lahir di Augsburg, Jerman, dan lulusan Universitas Hampton, juga berbagi bahwa dia adalah vegetarian dan sering membagikan resep makanannya di media sosial. Dengan latar belakang yang kaya dan pandangan yang unik terhadap karakternya, Leslie tidak hanya membawa Ryan Wilder ke layar tetapi juga memberikan dimensi baru pada narasi Batwoman.
Elizabeth Tulloch (Lois Lane) Superman & Lois (2021-)
Elizabeth Andrea "Bitsie" Tulloch, lahir
pada 19 Januari 1981, adalah aktris Amerika Serikat yang terkenal melalui perannya sebagai Juliette Silverton/Eve dalam serial NBC Grimm dan sebagai Lois Lane dalam acara The CW Arrowverse, termasuk serial televisi Superman & Lois. Tulloch telah menikah dengan David Giuntoli, rekan mainnya dari Grimm, sejak Juni 2017, dan mereka memiliki seorang putri yang lahir pada tahun 2019.
Dalam perannya sebagai
Lois Lane, Tulloch mengungkapkan bahwa memainkan karakter wanita ikonik dan tangguh seperti Lois Lane adalah sebuah kehormatan yang besar, mengingat karakter ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1938 bersama Superman. Tulloch bersama dengan Tyler Hoechlin, yang memerankan Superman, dan Todd Helbing, produser, telah mendiskusikan konsep serial ini yang mereka anggap sebagai penuangan Superman yang paling mendekati situasi dunia nyata. Tulloch berharap bahwa audiens dapat merespon serial ini dekat dengan gambaran rutinitas kehidupan mereka, meskipun tokohnya adalah Superman, problem yang dihadapi sama dengan yang dihadapi manusia normal di dunia nyata, seperti soal kehilangan pekerjaan atau menghadapi anak-anak yang beranjak remaja dan mulai memberontak.
Scarlett Johansson (Natasha Romanoff / Black Widow) Black Widow (2021)
Scarlett Johansson telah memerankan Natasha Romanoff, atau Black Widow, sejak tahun 2010, menjadikan karakter ini salah satu yang paling ikonik dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Dalam film solo "
Black Widow" yang dirilis tahun 2021, Johansson kembali memerankan agen rahasia ini dalam kisah yang mengambil tempat antara peristiwa "Captain America: Civil War" dan "Avengers: Infinity War".
Film ini mengeksplorasi lebih dalam latar belakang Natasha Romanoff, mengungkap masa kecilnya dan hubungan dengan keluarga yang terpisah akibat perang dingin spionase. Natasha harus menghadapi musuh-musuh baru dan menyelesaikan urusan yang belum tuntas dengan orang-orang dari masa lalunya, termasuk saudari lamanya, Yelena.
Menurut Johansson, memerankan Black Widow selama lebih dari satu dekade telah memberinya keberanian untuk menghadapi ketakutan dan tantangan baru dalam kehidupan nyata, meskipun dia mengakui bahwa secara fisik, dia menjadi lebih berhati-hati. Film ini juga menampilkan kostum baru Black Widow yang belum pernah dilihat sebelumnya, menambahkan dimensi baru pada karakter yang telah dikenal karena kemampuannya dalam pertarungan dan spionase.
"Black Widow" menjadi film penting dalam MCU karena tidak hanya mengisahkan petualangan solo seorang superhero wanita, tetapi juga menyoroti tema feminisme dan pemberdayaan perempuan. Film ini menampilkan perlawanan terhadap musuh yang mencoba mengontrol dan mengeksploitasi wanita, memberikan pesan yang kuat tentang kebebasan dan kekuatan perempuan.
Hailee Steinfeld (Kate Bishop) Hawkeye (2021-?)
Hailee Steinfeld memerankan karakter Kate Bishop dalam serial "
Hawkeye" yang tayang mulai tahun 2021. Karakter Kate Bishop dikenal karena kepercayaan dirinya yang tinggi dalam segala hal yang dilakukan, meskipun kadang-kadang ceroboh karena kurangnya pengalaman. Steinfeld mengungkapkan bahwa memainkan karakter ini memaksa dirinya untuk mengeksplorasi lebih dalam rasa percaya diri, tekad, dan disiplin yang sudah ada dalam dirinya.
Dalam serial ini, Kate Bishop mengidolakan Clint Barton, atau Hawkeye, dan melihatnya sebagai mentor. Dinamika hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan yang erat, di mana Kate menerima Clint meskipun masa lalunya yang kelam, dan Clint menjadi inspirasi terbesar bagi Kate. Steinfeld merasa terhormat bisa berada dalam dua proyek yang berbeda, membandingkan perannya sebagai Kate Bishop dengan Gwen Stacy, menunjukkan bahwa kedua karakter memiliki kesamaan dalam hal kekuatan karakter dan perbedaan dalam konteks cerita.
Sebelum terlibat dalam "Hawkeye," Steinfeld sudah dikenal sebagai aktris yang berbakat. Marvel Studios mengakui bahwa Steinfeld adalah pilihan yang sempurna untuk memerankan Kate Bishop. Kecerdasan dan kecerdasan Steinfeld dianggap sesuai dengan karakter Kate Bishop yang ditampilkan dalam komik. Serial ini tidak hanya fokus pada Clint Barton tetapi juga menonjolkan Kate sebagai pemimpin bersama. Marvel berencana untuk melibatkan Steinfeld dalam lebih banyak proyek MCU di masa depan.
Selain itu, Steinfeld juga mengambil waktu untuk belajar memanah dari nol untuk mendalami perannya sebagai Kate Bishop, yang dikenal jago memanah. Ini menunjukkan dedikasi Steinfeld untuk memberikan penampilan yang autentik dan menghormati sumber materi asli.
Kaci Walfall (Naomi McDuffie) Naomi (2022)
Kaci Walfall memerankan Naomi McDuffie dalam serial "
Naomi" yang tayang di The CW, menggambarkan seorang siswa sekolah menengah yang luar biasa dan penggemar berat Superman. Serial ini menyoroti kehidupan Naomi yang berubah drastis setelah kejadian supernatural di kampung halamannya, Port Oswego, yang membawanya pada penemuan kekuatan tersembunyinya dan mendorongnya untuk mengejar takdir misteriusnya. Dengan berlatar di univers semesta sendiri, serial ini tidak melibatkan crossover dengan karakter-karakter DC lain seperti Superman dari "Superman & Lois", memberikan ruang bagi Naomi untuk tumbuh dan belajar secara mandiri.
Dalam proses pengembangan karakternya, Kaci Walfall bekerja sama dengan produser eksekutif Ava DuVernay, yang memberikan pengaruh besar dalam pendekatannya terhadap peran tersebut. Walfall mengakui bahwa komik tentang Naomi menjadi materi riset yang penting bagi dirinya, dan ia sering membawa komik tersebut sebagai referensi selama syuting. Ini menunjukkan dedikasinya untuk menghormati sumber materi sambil juga memberikan sentuhan uniknya pada karakter.
Serial "Naomi" menawarkan representasi yang kuat dan beragam, dengan Walfall yang berperan sebagai superhero muda kulit hitam, menambahkan dimensi baru pada narasi superhero yang seringkali didominasi oleh karakter-karakter dari latar belakang yang lebih homogen. Ini tidak hanya menunjukkan kemajuan dalam inklusivitas di televisi Amerika tetapi juga memberikan inspirasi bagi penonton dari berbagai latar belakang untuk melihat diri mereka sebagai pahlawan dalam cerita mereka sendiri.
Iman Vellani (Kamala Khan / Ms. Marvel) Ms. Marvel (2022-?)
Iman Vellani, seorang aktris muda berbakat kelahiran Pakistan, memerankan Kamala Khan dalam serial
Ms. Marvel yang tayang perdana di Disney+ Hotstar pada 8 Juni 2022. Kamala Khan, yang juga dikenal sebagai Ms. Marvel, merupakan superhero muslim pertama dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Karakter ini pertama kali diperkenalkan dalam Marvel Comics pada tahun 2013 dan telah menjadi simbol penting dalam representasi keberagaman di MCU.
Kamala Khan digambarkan sebagai remaja berdarah Pakistan-Amerika yang tinggal di New Jersey. Dia adalah seorang siswa SMA yang ceria dan memiliki sifat periang, yang membawa pengaruh positif terhadap orang-orang di sekitarnya. Sebagai penggemar berat superhero, terutama Captain Marvel, Kamala sering membayangkan dirinya melakukan aksi heroik. Keinginannya menjadi kenyataan setelah terlibat dalam insiden Terrigen Bomb yang memberinya kemampuan untuk menjadi Polymorph, memungkinkannya mengubah bentuk tubuhnya.
Serial Ms. Marvel mengeksplorasi kehidupan Kamala sebagai remaja biasa yang juga harus mengatasi tantangan sebagai superhero. Ini mencakup dinamika keluarga, persahabatan, dan perjuangan identitas dalam konteks budaya dan agama yang lebih luas. Dikisahkan juga bahwa Iman Vellani sendiri adalah penggemar berat Avengers, yang menambah lapisan autentisitas dalam perannya sebagai Kamala Khan.
Selain debutnya di serial televisi, Iman Vellani juga dijadwalkan untuk tampil dalam film The Marvels atau Captain Marvel 2, yang akan dirilis pada tahun 2023. Ini menandai langkah besar dalam karirnya dan memperkuat posisinya sebagai bagian integral dari MCU.
Melalui peran ini, Iman Vellani tidak hanya membawa karakter Kamala Khan ke layar, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam komunitas Muslim, dengan menampilkan superhero yang dapat mereka identifikasi secara kultural dan religius.
Tatiana Maslany (Jennifer Walters / She-Hulk) She-Hulk: Attorney at Law (2022-?)
Dalam serial "
She-Hulk: Attorney at Law" yang merupakan bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU), Tatiana Maslany memerankan Jennifer Walters, seorang pengacara muda yang secara tidak sengaja mendapatkan kekuatan super yang sama dengan sepupunya, Bruce Banner, alias Hulk. Berbeda dengan Bruce yang menggunakan kekuatannya sebagai Avenger, Jennifer memilih untuk menjalani kehidupan sebagai She-Hulk dengan cara yang lebih mandiri, tanpa dikendalikan oleh siapa pun selain dirinya sendiri.
Jennifer memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya yang memungkinkan dia untuk berubah menjadi She-Hulk sesuai keinginan. Ini memberikan kontras yang menarik dengan Bruce, yang sering kali berjuang untuk mengendalikan Hulk dalam dirinya. Jennifer tidak ingin kehidupannya dikorbankan untuk menjadi pahlawan super, menolak untuk bergabung dengan Avengers meskipun memiliki kekuatan yang setara.
Tatiana Maslany, yang berasal dari Kanada, telah mendapatkan pujian atas kemampuannya memerankan dua karakter sekaligus, yaitu Jennifer Walters dan She-Hulk. Dalam sebuah wawancara, Maslany mengungkapkan bahwa berperan di ruang sidang sebagai Jennifer sangat mengasyikkan karena menampilkan sisi humanis dari karakternya, yang tidak terlepas dari elemen-elemen Marvel.
Serial ini juga menggali konflik internal Jennifer setelah berubah menjadi She-Hulk, termasuk bagaimana dia menghadapi cibiran dan pandangan aneh dari orang-orang di sekitarnya. Meskipun demikian, Jennifer terus berjuang untuk menikmati kehidupan barunya, bahkan tetap aktif bersosialisasi dan mencari teman kencan.
Maslany juga menyatakan bahwa naskah yang ditulis oleh Jessica Gao sangat membantu dalam membawakan adegan-adegan dalam serial, menciptakan dinamika yang nyata dan mudah diterjemahkan ke layar. Kerjasama dengan Mark Ruffalo, yang memerankan Hulk, juga menambah kedalaman pada interaksi karakter mereka, membuatnya lebih nyata dan relatable.
Letitia Wright (Shuri /Black Panther) Black Panther: Wakanda Forever 2022
Letitia Wright kembali memerankan Shuri dalam "Black Panther: Wakanda Forever" (2022), mengambil alih peran penting yang sebelumnya dipegang oleh saudaranya, T'Challa. Film ini mengeksplorasi kedalaman karakter Shuri yang menggantikan kakaknya sebagai Black Panther, melindungi Wakanda dari serangan bangsa Talokan yang dipimpin oleh Namor. Wright telah mengembangkan karakter Shuri melalui keterlibatan intensif dalam pengembangan alur cerita bersama sutradara Ryan Coogler, mencerminkan pertumbuhan pribadi dan transformasi Shuri sebagai pemimpin.
Sejak debutnya di "Black Panther" (2018), Wright telah mendapatkan pengakuan global, membintangi beberapa serial televisi dan film, dan memenangkan penghargaan seperti BAFTA Rising Star Award dan SAG Award sebagai bagian dari "Best Ensemble" untuk "Black Panther". Kehilangan Chadwick Boseman, yang memerankan T'Challa, memberikan dimensi baru pada peran Shuri, dengan Wright menggambarkan perasaan kehilangan yang mendalam yang diintegrasikan ke dalam narasi film.
Dalam "Black Panther: Wakanda Forever", Shuri tidak hanya harus menghadapi musuh luar tetapi juga perjuangan internal mengenai identitas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin baru Wakanda. Ini menunjukkan bagaimana karakter Shuri telah berkembang dari seorang ilmuwan muda menjadi pemimpin yang berani dan penuh perhitungan.
Brie Larson (Carol Danvers / Captain Marvel), Teyonah Parris (Monica Rambeau), Iman Vellani (Kamala Khan / Ms. Marvel) The Marvels (2023)
Film
The Marvels, yang rilis pada 8 November 2023, menampilkan sinergi antara tiga karakter superhero wanita yang kuat: Captain Marvel (Brie Larson), Monica Rambeau (Teyonah Parris), dan Ms. Marvel (Iman Vellani). Disutradarai oleh Nia DaCosta, film ini menggabungkan kekuatan tiga wanita ini dalam pertarungan melawan ancaman yang belum pernah ada sebelumnya.
Dalam narasi, Carol Danvers mengalami fenomena misterius yang tidak hanya menghubungkannya dengan Kamala Khan, seorang remaja dari Jersey City yang mengidolakan Carol, tetapi juga dengan Monica Rambeau, seorang ilmuwan dan astronot yang merupakan anak dari mendiang sahabat Carol. Ketiganya, meskipun bingung awalnya, akhirnya membentuk sebuah tim yang solid.
Film ini juga melanjutkan kisah yang telah dibangun dalam serial Ms. Marvel di Disney+, dimana Kamala, yang terobsesi dengan Captain Marvel, bertukar tempat dengan idolanya tersebut, suatu kejadian yang juga menimpa Monica. Keterkaitan antara ketiga karakter ini menghasilkan dinamika yang menarik, mirip dengan trio superhero lainnya dalam Marvel Cinematic Universe.
Carol, yang terbiasa bertarung sendiri, kini harus belajar bekerja sama dengan Kamala dan Monica. Ketika mereka menggunakan kekuatan mereka secara bersamaan, mereka bertukar posisi, membutuhkan koordinasi yang kuat untuk menghindari kekacauan. Ini menunjukkan evolusi Carol dari seorang pejuang solo menjadi pemimpin dalam tim.
Alaqua Cox (Maya Lopez) Echo (2024-?)
Alaqua Cox adalah pemeran utama dalam mini seri "Echo," di mana ia menggambarkan sosok anti-hero Maya Lopez. Lahir dan besar di reservasi Indian Menominee, Wisconsin, Amerika Serikat, Cox menjadi
penduduk asli Amerika pertama yang memiliki serial pahlawan super. Sebagai wanita yang terlahir tuli dan bersekolah di Wisconsin School for the Deaf, komunitas tuli sangat mendukung perannya karena ingin melihat penyandang tuli terwakili dalam peran tuli. Cox, yang kaki kanannya diamputasi sehingga ia memakai kaki palsu, memulai debut karier aktingnya sebagai Echo di serial "Hawkeye" pada tahun 2020 dan menjadi
aktris disabilitas pertama di MCU.
Karakter Maya Lopez, yang juga dikenal sebagai Echo,
diperkenalkan pertama kali dalam komik "Daredevil" tahun 1999. Sebagai anak angkat dari Kingpin atau Wilson Fisk, dia memiliki kemampuan untuk meniru gerakan orang lain. Kisahnya berlanjut sebagai karakter yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya, kemudian lari ke New York dan menjadi Ronin. Dia bahkan digambarkan akan bergabung dengan Avenger baru bersama Kapten Amerika, Iron Man, Wolverine, Spider-man, dan Luke Cage.
Meskipun ini adalah debut akting Cox, ia telah berhasil memerankan Maya Lopez dengan sangat baik, menarik perhatian dan pujian dari penonton serta kritikus. Kehadiran Vincent D'Onofrio sebagai Kingpin dan cameo singkat Charlie Cox sebagai Daredevil dalam serial "Hawkeye" juga meningkatkan ketegangan dan memperkaya narasi.
Kesimpulan
Melalui kisah-kisah inspiratif dari para pahlawan super wanita ini, kita dapat melihat bahwa keragaman adalah kekuatan. Mereka menunjukkan bahwa seorang pahlawan dapat berasal dari latar belakang apa pun, memiliki keterbatasan fisik apa pun, atau menghadapi tantangan apa pun. Yang terpenting adalah keberanian, integritas, dan dedikasi untuk memperjuangkan keadilan dan melindungi yang lemah.
Dengan demikian, para pahlawan super wanita telah menjadi representasi yang penting dalam dunia superhero. Mereka menunjukkan bahwa wanita dapat menjadi sosok yang kuat, tangguh, dan berdedikasi untuk menegakkan keadilan. Mereka menantang stereotip gender dan membuktikan bahwa wanita dapat menjadi pemimpin, pejuang, dan pahlawan yang inspiratif.