10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

13 tahun penantian dan "The Way of Water" telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah perfilman.

Avatar: The Way of Water bukan sekadar kelanjutan dari film pertamanya. Film Nominasi Oscar 2023 ini membawa terobosan teknologi yang belum pernah ada sebelumnya, mulai dari teknik pengambilan gambar bawah air hingga visual effects yang mengubah standar industri film.

Dari rekor menahan nafas Kate Winslet yang mencengangkan hingga rahasia di balik produksi yang memakan waktu lebih dari satu dekade, Avatar 2 The Way of Water menyimpan berbagai fakta mengejutkan yang layak untuk diketahui.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Rekor Waktu Produksi 13 Tahun untuk Mencapai Kesempurnaan

Perjalanan produksi Avatar: The Way of Water menjadi salah satu yang terpanjang dalam sejarah perfilman. Film yang awalnya dijadwalkan rilis tahun 2015 ini mengalami beberapa kali penundaan hingga akhirnya tayang pada 2022.

Alasan di Balik Lamanya Produksi

James Cameron memulai pengembangan sekuel Avatar sejak 2012, namun butuh lima tahun sebelum tim produksi benar-benar memulai syuting. Berbeda dengan franchise film lain seperti The Lord of the Rings atau Harry Potter yang diadaptasi dari novel, dunia Pandora sepenuhnya lahir dari imajinasi Cameron.

Proses Pengembangan Teknologi

Selama masa pengembangan, tim produksi fokus pada beberapa inovasi teknologi:

Sistem kamera Sony CineAlta Venice 3D khusus dengan berat 17 kg
Teknologi motion capture bawah air yang membutuhkan 3,4 juta liter air
Penggunaan format High Frame Rate (HFR) 48fps untuk adegan bawah air

Tantangan Selama Produksi

Durasi film menjadi salah satu tantangan terbesar dalam produksi. Dengan panjang 3 jam 12 menit, terjadi perdebatan intensif di tim produksi. Cameron tetap berpegang pada prinsipnya karena memangkas durasi akan mengganggu keseimbangan antara cerita dan keindahan visual yang ingin ditampilkan.

Biaya produksi mencapai 250 juta USD, menjadikannya salah satu film termahal yang pernah dibuat. Cameron mengakui film ini baru akan menguntungkan setelah menjadi film terlaris nomor 3 atau 4 di box office, dengan target pendapatan minimal 2 miliar USD.

Proses syuting Avatar 2 dan Avatar 3 dilakukan secara bersamaan, dimulai pada 2017 dan memakan waktu tiga tahun. Seluruh tantangan ini membuktikan dedikasi tim produksi dalam menciptakan pengalaman sinematik yang belum pernah ada sebelumnya.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Teknologi Revolusioner dalam Pengambilan Gambar Bawah Air

Teknologi sinematografi bawah air mencapai babak baru dalam sejarah perfilman melalui inovasi yang dikembangkan untuk Avatar: The Way of Water. James Cameron dan timnya menciptakan terobosan yang belum pernah ada sebelumnya dalam industri film.

Sistem Kamera Khusus

Tim produksi menggunakan sistem kamera Sony CineAlta Venice 3D yang dirancang khusus dengan berat 17 kg. Sistem ini mengintegrasikan:

Dua kamera untuk mata kiri dan kanan
Kamera tambahan di bagian atas untuk menghasilkan sudut 45 derajat
Sistem Rialto yang mengurangi bobot kamera secara signifikan

Teknik Motion Capture Bawah Air

Sebuah tangki raksasa dibangun di Manhattan Beach Studios dengan spesifikasi:

Panjang 120 kaki, lebar 60 kaki, dan kedalaman 30 kaki

Kapasitas lebih dari 250.000 galon air

Untuk mencapai hasil terbaik, Cameron menolak menggunakan teknik "dry for wet" konvensional. Sebagai gantinya, para aktor harus benar-benar menyelam dan berakting di dalam air. Sistem propeller khusus diciptakan untuk menghasilkan arus air yang realistis, termasuk dua baling-baling kapal berdiameter 6 kaki.

Inovasi Visual Effects

Wētā FX mengembangkan sistem yang memungkinkan:

Integrasi data dari dua volume pengambilan gambar (udara dan bawah air) secara real-time
Penggunaan Virtual Camera untuk melihat karakter CG dan lingkungan langsung saat syuting
Peningkatan kualitas CGI yang drastis dibanding film pertama

Teknologi motion capture underwater yang dikembangkan memungkinkan aktor seperti Kate Winslet dan Sigourney Weaver memberikan performa maksimal di bawah air. Sistem pencahayaan khusus menggunakan 60 Arri Skypanel S60-Cs dipasang di atas air untuk menciptakan tingkat cahaya ambient yang tinggi.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Kate Winslet Memecahkan Rekor Menahan Nafas

Dalam persiapan untuk perannya di Avatar: The Way of Water, Kate Winslet mencatatkan prestasi luar biasa yang menggemparkan dunia perfilman. Pencapaiannya menahan nafas di bawah air menjadi bukti dedikasi luar biasa dalam menghidupkan karakternya.

Proses Latihan Kate Winslet

Winslet menjalani program latihan intensif yang mencakup beberapa aspek penting:

Pengondisian fisik dan mental yang optimal
Latihan pernapasan khusus dengan fokus pada ketenangan pikiran
Praktik penyelaman bebas untuk membangun karakter
Pelatihan di bawah pengawasan ahli profesional

Aktris berusia 47 tahun ini bahkan mempraktikkan latihan pernapasan bersama anak-anaknya untuk meningkatkan kemampuannya. Suaminya, Edward Abel Smith, juga turut membantu dalam sesi latihan untuk memastikan keamanan prosesnya.

Rekor 7 Menit 14 Detik

Pencapaian bersejarah terjadi ketika Winslet berhasil menahan nafas selama 7 menit 14 detik, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang Tom Cruise selama 6 menit 30 detik dalam film Mission: Impossible - Rogue Nation. Yang menarik, Winslet mengaku tidak memiliki target untuk mengalahkan rekor Cruise, melainkan hanya ingin melampaui rekornya sendiri yang sebelumnya 6 menit 14 detik.

Dampak pada Industri Film

Prestasi Winslet membuka babak baru dalam industri perfilman. Para pemeran lain dalam Avatar: The Way of Water juga mencatatkan prestasi mengesankan, seperti Sigourney Weaver yang mencapai 6,5 menit dan Zoe Saldaña yang mampu menahan nafas selama 5 menit.

Namun, pencapaian ini datang dengan peringatan penting. Joy Miles, instruktur kebugaran bersertifikat, menegaskan bahwa menahan nafas lebih dari dua menit dapat berisiko menurunkan aliran oksigen ke otak dan menyebabkan komplikasi serius. Karena itu, adegan-adegan ini hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan ketat para profesional.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Budget Produksi Terbesar dalam Sejarah Perfilman

Avatar: The Way of Water mencatatkan sejarah baru dalam hal anggaran produksi film Hollywood. Dengan biaya yang mencengangkan, film ini menjadi salah satu proyek paling ambisius dalam industri perfilman.

Rincian Biaya Produksi

Disney belum mengungkapkan angka pasti, namun berbagai sumber melaporkan:

Belum termasuk biaya pemasaran yang substansial
Hampir dua kali lipat dari anggaran film pertama

Besarnya anggaran ini tidak mengejutkan mengingat teknologi canggih yang digunakan, termasuk sistem motion capture bawah air dan visual effects mutakhir yang dikembangkan khusus untuk film ini.

Perbandingan dengan Film Lain

Film ini melampaui pendahulunya dalam hal anggaran. Avatar pertama yang dirilis pada 2009 menghabiskan sekitar 237 juta dolar AS. Meski demikian, film pertama berhasil meraih kesuksesan luar biasa dengan pendapatan global mencapai 2,9 miliar dolar AS.

Target Pendapatan

James Cameron menetapkan target yang sangat tinggi untuk mencapai titik impas:

Perlu mencapai posisi film terlaris ketiga atau keempat dalam sejarah
Harus melampaui Star Wars: The Force Awakens (2,07 miliar dolar AS) atau Avengers: Infinity War (2,05 miliar dolar AS)

Pencapaian target ini sangat krusial karena akan menentukan nasib tiga sekuel berikutnya yang telah direncanakan. Cameron sendiri mengakui bahwa ini adalah "contoh bisnis yang berisiko", namun keyakinannya terhadap potensi film ini tidak tergoyahkan.

Setelah beberapa minggu penayangan, film ini berhasil meraih pendapatan global sebesar 2 miliar dolar AS, dengan rincian 598 juta dolar AS dari box office domestik dan 1,4 miliar dolar AS dari pasar internasional.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Rahasia di Balik Visual Effects yang Memukau

Kecanggihan visual effects dalam Avatar: The Way of Water menghadirkan standar baru dalam industri perfilman. Wētā Digital, yang kini menjadi bagian dari Unity, mengembangkan berbagai tools dan solusi untuk menghidupkan dunia Pandora.

Teknologi Motion Capture

Tim Wētā Digital menciptakan sistem neural network berbasis facial untuk menghasilkan karakter dengan kualitas fotorealistik. Sistem ini menggunakan serangkaian titik hitam pada wajah aktor untuk memetakan interaksi antara fitur wajah dan otot yang berbeda.

Pencapaian utama dalam visual effects meliputi:

Pengembangan sistem facial-animation baru untuk detail ekspresi yang lebih mendalam
Penggunaan dua kamera HD untuk menangkap data wajah, empat kali lebih detail dari film pertama
Integrasi motion capture bawah air dengan teknologi depth composition

Proses Rendering

Proses rendering film membutuhkan infrastruktur komputasi yang luar biasa:

40.000 prosesor dikombinasikan dengan 104 TB RAM
2.225 shot memerlukan efek air khusus
Waktu simulasi hingga delapan hari untuk mencapai resolusi yang dibutuhkan

Tim Visual Effects

Wētā FX bekerja sama dengan para ahli untuk menciptakan visual yang memukau. Water Taskforce dibentuk khusus, terdiri dari spesialis simulasi air VFX seperti Alexey Stomakhin, Steve Lesser, Joel Wretborn, dan Sean Flynn. Tim ini berhasil mengembangkan water toolset yang meraih penghargaan di Visual Effects Society Awards.

Kolaborasi dengan Victoria University di Wellington menghasilkan 57 spesies baru makhluk laut digital. Sistem yang dikembangkan mampu mensimulasikan berbagai kondisi air, termasuk gelombang prosedural, semprotan, kabut, gelembung, dan busa, yang semuanya berinteraksi secara realistis.

Dari total 3.240 shot visual effects yang dikerjakan Wētā, hanya dua shot yang tidak mengandung efek visual. Pencapaian ini menegaskan posisi Avatar: The Way of Water sebagai proyek visual effects terbesar yang pernah ditangani oleh Wētā FX.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Persiapan Fisik Para Pemeran Utama

Para pemeran utama Avatar: The Way of Water menjalani persiapan fisik yang menantang untuk menghadirkan adegan bawah air yang memikat. Seluruh tim produksi menghabiskan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan diri sebelum syuting dimulai.

Program Latihan Khusus

Program persiapan intensif para pemeran mencakup beberapa komponen penting:

Latihan fisik di gym untuk meningkatkan stamina
Pelatihan skuba dasar dan lanjutan
Sesi khusus penyelaman bebas
Pengalaman praktis di perairan Hawai

Para aktor harus menguasai teknik-teknik dasar seperti tersenyum dan berbicara di dalam air. Mereka juga dilatih untuk bergerak dengan natural layaknya makhluk air asli.

Teknik Menyelam

Tim produksi menggunakan teknik freediving dengan nitrox untuk mengurangi risiko hipoksia dan mempercepat pemulihan. Setiap aktor ditargetkan mampu menahan nafas minimal dua menit, meski banyak yang akhirnya melampaui target tersebut.

Para pemeran mendapat arahan dari instruktur selam profesional tentang teori dan praktik pernapasan. Mereka belajar mengontrol panik dan membangun kepercayaan diri saat berada di bawah air.

Tantangan Para Aktor

Sam Worthington mengakui bahwa adegan bawah air menjadi tantangan terberat dalam karirnya. Selain harus menguasai teknik freediving dan motion capture, para aktor juga dituntut mempertahankan performa emosional mereka di bawah air.

Selama produksi, tim mencatat lebih dari 250.000 penyelaman bebas dengan maksimal 30 orang berada di dalam air secara bersamaan. Untuk menjaga keselamatan, protokol ketat diterapkan termasuk penggunaan mie kolam sebagai tempat istirahat di permukaan.

Bailey Bass, pemeran Reya dari klan Metkayina, mengungkapkan bahwa tantangan terbesarnya adalah mengatasi refleks alami tubuh yang menolak berada terlalu lama di dalam air. Namun dengan latihan yang konsisten, para aktor berhasil mencapai tingkat kenyamanan yang diperlukan untuk menghadirkan performa terbaik mereka.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Penggunaan Air dalam Jumlah Masif

Produksi Avatar: The Way of Water menggunakan volume air yang mencengangkan untuk menciptakan dunia bawah air Pandora yang autentik. Penggunaan 3,4 juta liter air selama pengambilan gambar utama menunjukkan skala masif dari proyek ini, meski jumlah ini masih lebih rendah dibanding film Titanic yang menghabiskan 17 juta galon air.

Volume Air yang Digunakan

Tangki utama di Manhattan Beach Studios memiliki spesifikasi mengesankan:

Panjang 120 kaki (36,6 meter)
Lebar 60 kaki (18 meter)
Kedalaman 30 kaki (9 meter)
Kapasitas lebih dari 250.000 galon (946.353 liter)

Sistem Pengelolaan Air

Tim produksi mengembangkan sistem canggih untuk mengelola volume air yang besar ini. Tangki dilengkapi teknologi simulasi gelombang yang dapat menciptakan kondisi seperti ombak pecah di pantai. Sistem ini mendukung hingga 30 orang berada di dalam air secara bersamaan, dengan total lebih dari 250.000 penyelaman bebas selama produksi.

Dampak Lingkungan

James Cameron menggunakan film ini sebagai media untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya konservasi air. "The way of water has no beginning and no end... Air menghubungkan segala sesuatu: kehidupan dan kematian, gelap dan terang" - dialog ini merefleksikan filosofi air dalam film tersebut.

Film ini mengangkat isu-isu lingkungan yang relevan dengan kondisi saat ini, termasuk kerusakan ekosistem laut dan dampaknya terhadap masyarakat pesisir. Menurut laporan USAID 2016, sektor laut dan pesisir mengalami kerusakan dan kehilangan tertinggi akibat perubahan iklim, menjadikan pesan film ini semakin relevan dengan realitas yang dihadapi dunia.

Cameron menekankan bahwa air memiliki kekuatan dahsyat yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Melalui Avatar: The Way of Water, ia mengajak penonton untuk melindungi sumber daya air dari eksploitasi berlebihan dan tindakan yang merusak lingkungan.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Inovasi Format High Frame Rate (HFR)

Format High Frame Rate (HFR) menjadi salah satu inovasi teknis paling mencolok dalam Avatar: The Way of Water. James Cameron menghadirkan pendekatan unik dalam penggunaan teknologi ini untuk menciptakan pengalaman menonton yang belum pernah ada sebelumnya.

Teknologi HFR

HFR dalam Avatar: The Way of Water menggunakan teknologi 48 frame per second (fps), dua kali lipat dari standar industri film 24 fps. Cameron menerapkan strategi khusus dalam penggunaan HFR, dimana teknologi ini hanya digunakan untuk adegan-adegan tertentu, terutama scene bawah air dan beberapa pemandangan luas.

Perbedaan dengan Format Standard

Perbedaan mendasar antara format HFR dan standar mencakup beberapa aspek:

Tampilan yang lebih mulus dan realistis dibanding format 24 fps
Pengurangan blur pada adegan aksi cepat
Kualitas visual yang lebih jernih untuk adegan 3D
Kemampuan menampilkan detail gerakan yang lebih baik

Cameron memilih untuk menggunakan format 48 fps secara selektif. "Kapanpun mereka di bawah air, itu 48 frames. Boom. Tidak perlu dipikirkan lagi". Pendekatan ini berbeda dengan film-film sebelumnya seperti The Hobbit dan Gemini Man yang menggunakan HFR secara menyeluruh.

Pengalaman Menonton

Pengalaman menonton dengan teknologi HFR memberikan dampak berbeda untuk format 2D dan 3D. Format 48 fps terbukti lebih efektif untuk tayangan 3D karena membantu mengurangi ketegangan mata dan membuat adegan aksi terlihat lebih halus.

Beberapa bioskop di dunia bahkan harus melakukan penyesuaian khusus untuk dapat menayangkan film ini. Di Jepang, beberapa bioskop terpaksa menurunkan frame rate ke standar 24 fps karena keterbatasan teknologi proyektor. Hal ini menunjukkan bagaimana Avatar: The Way of Water mendorong pembaruan teknologi di industri perfilman.

Cameron mengakui bahwa penggunaan HFR memiliki tantangannya sendiri. "Terkadang bahkan kontraproduktif karena terlihat terlalu halus. Triknya adalah mencari tahu di mana menggunakannya dan di mana tidak". Pendekatan selektif ini terbukti efektif, terutama dalam menciptakan pengalaman menonton yang optimal untuk adegan-adegan bawah air yang menjadi ciri khas film ini.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Eksplorasi Budaya Baru Pandora

Dalam dunia Pandora yang luas, klan Metkayina membawa dimensi baru ke dalam Avatar: The Way of Water dengan budaya unik yang terinspirasi dari Suku Bajo Indonesia. Kehidupan mereka di desa Awa'atlu, dengan rumah-rumah yang dibangun di antara akar pohon bakau raksasa, mencerminkan harmoni sempurna antara teknologi dan alam.

Klan Metkayina

Sebagai penguasa lautan Pandora, klan Metkayina memiliki adaptasi fisik yang membedakan mereka dari Omaticaya:

Kulit berwarna hijau-kebiruan, berbeda dari biru pekat Omaticaya
Lengan dan kaki yang melebar di bagian bawah membentuk sirip
Ekor berbentuk dayung tanpa rambut di ujungnya
Mata lebih besar dan berwarna biru

Di bawah kepemimpinan Tonowari dan Ronal, klan ini awalnya ragu menerima keluarga Sully. Namun, mereka akhirnya membuka diri dan mengajarkan cara hidup mereka yang unik.

Desain Karakter Baru

Tsireya (Reya) dan Aonung, anak-anak pemimpin Metkayina, memegang peran penting dalam membantu keluarga Sully beradaptasi. Para pemeran muda menjalani persiapan intensif selama tiga bulan, termasuk latihan fisik, skuba, dan penyelaman bebas di Hawai untuk menghayati kehidupan dekat samudera.

Filosofi Kehidupan Air

Filosofi Metkayina tercermin dalam kutipan sakral mereka: "The way of water has no beginning and no end... Air menghubungkan segala sesuatu: kehidupan dan kematian, gelap dan terang". Hubungan spiritual mereka dengan Tulkun, makhluk cerdas mirip paus yang dianggap sebagai saudara spiritual, menunjukkan pemahaman mendalam tentang kesatuan dengan alam.

Budaya Metkayina tidak hanya mengajarkan tentang bertahan hidup di air, tetapi juga tentang keseimbangan dengan alam. Setiap aspek kehidupan mereka melekat pada irama air, menciptakan masyarakat yang benar-benar memahami makna hidup berkelanjutan dengan lingkungan mereka.

10 Fakta Mengejutkan dari Avatar: The Way of the Water (2022)

Rencana Ambisius James Cameron untuk Sekuel

Setelah kesuksesan fenomenal Avatar: The Way of Water, James Cameron mengungkapkan rencana ambisius untuk mengembangkan saga Pandora menjadi waralaba film terbesar.

Timeline Perilisan

Cameron telah menyusun jadwal rilis yang terstruktur untuk sekuel berikutnya:

Avatar 3 dijadwalkan tayang pada Desember 2025
Avatar 4 akan dirilis pada 21 Desember 2029
Avatar 5 direncanakan tayang pada 19 Desember 2031

Pengambilan gambar untuk Avatar 3 telah selesai bersamaan dengan produksi The Way of Water, sementara sebagian Avatar 4 juga telah dikerjakan dengan fokus pada karakter-karakter muda.

Konsep Cerita

Perubahan signifikan akan terlihat dalam Avatar 3 dengan pengenalan Ash People, bagian dari ras Na'vi yang lebih agresif. Cameron berencana menampilkan sisi gelap Na'vi melalui suku api ini, dipimpin oleh karakter bernama Varang yang diperankan Oona Chaplin.

Perkembangan cerita akan mengalami pergeseran perspektif yang menarik. "Di film-film awal, ada contoh umat manusia yang sangat negatif dan contoh bangsa Na'vi yang sangat positif. Di Avatar 3, kami akan melakukan yang sebaliknya".

Visi Sutradara

Cameron memiliki visi jangka panjang untuk franchise Avatar. Sutradara berusia 69 tahun ini bahkan telah memiliki ide untuk Avatar 6 dan 7, meski mengakui kemungkinan akan menyerahkan tongkat estafet kepada generasi sutradara yang lebih muda untuk film-film selanjutnya.

Inspirasi untuk pengembangan waralaba ini berasal dari kesuksesan Star Wars dan Star Trek. Cameron berharap Avatar dapat berkembang menjadi waralaba yang memiliki dampak budaya yang sama besarnya. "Star Trek, Star Wars, dunia waralaba yang telah ada sejak saya masih kecil, itulah inspirasi saya".

Produser Jon Landau mengungkapkan bahwa perluasan dunia Avatar merupakan kebutuhan alami dari kekayaan cerita yang dimiliki Cameron. Dengan dua film pertama yang berhasil masuk dalam daftar film terlaris sepanjang masa, visi ambisius ini tampaknya memiliki fondasi yang kuat untuk diwujudkan.

FAQS

Berbagai pertanyaan muncul setelah penayangan Avatar: The Way of Water yang menggemparkan dunia perfilman. Berikut jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang paling sering diajukan penonton:

Siapa sebenarnya orang tua Kiri? Misteri terbesar dalam film ini adalah asal-usul Kiri, putri dari avatar Dr. Grace Augustine. Meski film belum mengungkap jawabannya secara lengkap, novel grafis Avatar: The High Ground memberikan petunjuk tentang hubungan spiritual antara Kiri dan Eywa.

Bagaimana latar belakang Spider sebenarnya? Spider adalah putra dari Paz Socorro, seorang pilot RDA, yang menjadi manusia pertama yang melahirkan di Pandora. Ibunya meninggal saat pertempuran di Pohon Jiwa dalam film pertama.

Apa yang terjadi dengan unobtanium? Sumber daya berharga ini yang menjadi fokus film pertama kini digantikan oleh substansi baru dari otak Tulkun yang dapat menghentikan penuaan. RDA tampaknya mengalihkan perhatian dari penambangan unobtanium ke perburuan Tulkun.

Bagaimana nasib klan Omaticaya? Setelah kepergian Jake dan Neytiri, nasib klan Omaticaya tidak diketahui dengan pasti. Norm sempat muncul sebentar saat Kiri mengalami masalah kesehatan, mengindikasikan bahwa setidaknya beberapa anggota klan masih bertahan.

Perbandingan Sumber Daya Pandora:

Sumber Daya

Film Pertama

The Way of Water

Utama

Unobtanium

Enzim Anti-Penuaan

Lokasi

Hutan

Lautan

Pengeksploitasi

RDA Miners

RDA Whalers

Mengapa manusia tetap berusaha menjajah Pandora? Meski udara Pandora beracun bagi manusia, RDA tetap melanjutkan aktivitas penambangan dan perburuan. Hal ini didorong oleh kondisi Bumi yang semakin memburuk, membuat kolonisasi Pandora menjadi prioritas meski tampak tidak praktis.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama