Mengapa Drakor Descendants of the Sun Masih Jadi Favorit Sampai Sekarang?
Drakor Descendants of the Sun mencatat sejarah luar biasa dengan rating yang melonjak dari 14% di episode pertama hingga mencapai puncak 38,8% pada episode finalnya. Drama Korea Terbaik yang tayang di KBS2 dari 24 Februari sampai 14 April 2016 ini tidak hanya populer di Korea Selatan,42 miliar rupiah. Selain itu, popularitas drama ini begitu fenomenal sehingga hak siarnya berhasil dijual ke 32 negara dengan harga yang mencengangkan—mencapai 2,6 miliar rupiah untuk pasar China dan 1,3 miliar rupiah untuk Jepang. Meskipun tetapi juga meraih kesuksesan besar di seluruh Asia.
Descendants of the Sun menceritakan kisah cinta serta perjuangan para tentara dan tenaga kesehatan di lokasi fiksi bernama Urk. Serial yang dibintangi oleh Song Joong-ki dan Song Hye-kyo ini bahkan memecahkan rekor sebagai drama Korea dengan biaya produksi terbesar, yakni 13 miliar won atau sekitar 1 sempat ditolak oleh SBS sebelum akhirnya dikontrak oleh KBS, drama ini terbukti menjadi salah satu drakor paling berpengaruh yang masih dicintai penggemar hingga kini.
Sinopsis Singkat Descendants of the Sun
Serial drama ini mengisahkan pertemuan dan hubungan romantis antara seorang kapten pasukan khusus dan dokter bedah. Kapten Yoo Si-jin (diperankan oleh Song Joong-ki) yang dijuluki "Big Boss" adalah pemimpin unit pasukan khusus militer Korea Selatan. Pertemuan pertamanya dengan Dr. Kang Mo-yeon (diperankan oleh Song Hye-kyo) terjadi secara tidak sengaja di ruang gawat darurat setelah Si-jin dan rekannya Sersan Mayor Seo Dae-young (Jin Goo) mengejar seorang pencuri sepeda motor.
Awalnya, Mo-yeon salah mengira Si-jin sebagai bagian dari kelompok kriminal pencuri tersebut setelah mendengar Dae-young memanggilnya "Big Boss" yang sebenarnya adalah kode panggilan militernya. Si-jin membuktikan identitasnya dengan bantuan dokter militer Yoon Myung-ju (Kim Ji-won), yang ternyata adalah mantan rival Mo-yeon dari masa kuliah kedokteran.
Si-jin dan Mo-yeon kemudian mulai berkencan, namun hubungan mereka sering terganggu karena Si-jin seringkali harus pergi mendadak saat menjalankan tugas. Ketika mereka lebih mengenal, keduanya menyadari adanya perbedaan fundamental dalam pandangan hidup mereka. Si-jin sebagai tentara harus membunuh untuk melindungi, sementara Mo-yeon sebagai dokter bersumpah untuk menyelamatkan semua nyawa. Akibat perbedaan filosofis ini, mereka memutuskan untuk berpisah.
Sementara itu, Dae-young menghadapi dilema dalam hubungannya dengan Myung-ju. Sebagai prajurit non-perwira, ia berisiko dikeluarkan dari militer karena melanggar aturan tentang hubungan asmara dalam dinas militer. Situasi semakin rumit karena Myung-ju adalah putri dari komandan pasukan khusus yang merupakan atasan langsung Dae-young dan Si-jin.
Delapan bulan kemudian, takdir mempertemukan Si-jin dan Mo-yeon kembali di negara fiksi bernama Uruk. Mo-yeon ditugaskan memimpin tim medis relawan ke Uruk sebagai "hukuman" setelah menolak rayuan direktur rumah sakit. Di sisi lain, Si-jin sedang menjalankan misi perdamaian PBB di negara tersebut.
Di Uruk, keduanya mendapat pemahaman lebih dalam tentang profesi masing-masing saat tim mereka menghadapi berbagai krisis, termasuk gempa bumi dan wabah virus mematikan fiksi bernama M3 yang digambarkan lebih berbahaya daripada ebola. Mereka juga harus berhadapan dengan seorang panglima perang lokal yang pernah bertempur bersama Si-jin dalam misi gabungan antara angkatan bersenjata Korea Selatan dan Amerika Serikat, namun kini memanfaatkan pemerintahan korup Uruk untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan manusia dan senjata.
Mo-yeon secara tidak sengaja mengungkapkan perasaannya (membuat tim mereka terhibur) dan keduanya resmi berpacaran. Mo-yeon perlahan menerima risiko profesi Si-jin yang bisa tewas dalam tugas dan fakta bahwa ia mungkin tidak akan pernah mendapat penjelasan lengkap tentang keberadaan kekasihnya.
Hubungan Si-jin dan Mo-yeon berlanjut setelah kembali ke Korea, hingga Si-jin dan Dae-young dikirim dalam operasi rahasia di mana mereka menghilang dan dianggap telah meninggal. Berbulan-bulan berlalu dengan Mo-yeon berduka, hingga ia memutuskan memperingati satu tahun kepergian Si-jin dengan menjadi relawan tim medis ke Albania. Di sanalah Si-jin menemukannya, menandai reuni mengharukan keduanya.
Akhirnya terungkap bahwa Si-jin dan Dae-young diselamatkan oleh "teman dari jauh", seorang tentara Korea Utara yang pernah ditolong Si-jin sebelumnya. Keempat karakter utama—Si-jin, Mo-yeon, Dae-young, dan Myung-ju—akhirnya bisa bersatu kembali dengan bahagia.
Karakter Utama yang Mencuri Perhatian
Kekuatan utama yang membuat drakor Descendants of the Sun begitu memikat terletak pada karakter-karakternya yang kuat dan berkembang sepanjang cerita. Keempat protagonis utama memiliki kedalaman karakter yang membuat penonton terus mengikuti perjalanan mereka.
Kapten Yoo Si-jin (Big Boss)
Diperankan oleh Song Joong-ki, Kapten Yoo Si-jin adalah pemimpin Tim Alpha, unit pasukan khusus elite dari Batalion Misi Khusus 707. Sebagai lulusan terbaik dari Akademi Militer Korea, Si-jin mengikuti jejak ayahnya yang merupakan sersan mayor pensiunan. Ia dikenal dengan panggilan "Big Boss" di kalangan rekan-rekannya.
Si-jin memiliki pendekatan santai terhadap kehidupan dan selera humor yang cerdas, membuatnya populer di kalangan tim dan bawahannya. Namun, Mo-yeon dengan cepat menyadari bahwa sikap ringan tersebut adalah caranya mengalihkan pertanyaan tentang pekerjaannya dan mengatasi rasa sakit kehilangan rekan-rekannya.
Yang membuat karakter Si-jin istimewa adalah prinsip-prinsipnya yang kuat. Ia tidak peduli pada politik perang dan memegang teguh keyakinan untuk melindungi orang-orang yang membutuhkan bantuan, negaranya, dan kehormatan anak buahnya, bahkan jika itu berarti harus mempertanyakan perintah atasannya. Pada akhir serial, ia dipromosikan menjadi mayor.
Dokter Kang Mo-yeon
Song Hye-kyo memerankan Dr. Kang Mo-yeon, seorang ahli bedah jantung-toraks di Rumah Sakit Haesung. Pada usia 33 tahun, Mo-yeon adalah wanita cantik, kuat, dan tegas yang percaya bahwa kompetensi seharusnya lebih penting daripada koneksi. Namun, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ia tidak bisa maju tanpa koneksi.
Mo-yeon dikenal karena keteguhan memegang prinsip dan tidak mudah terjebak oleh emosinya. Meskipun demikian, ia tidak takut mengakui kesalahannya. Pertemuan pertamanya dengan Si-jin dimulai dengan canggung ketika ia salah mengira Si-jin sebagai bos kriminal.
Konflik utama dalam karakternya adalah pergulatan menerima profesi Si-jin sebagai tentara pasukan khusus dan semua risiko yang menyertainya. Meskipun tertarik pada Si-jin, Mo-yeon menolaknya tiga kali karena sulit menerima kenyataan bahwa pekerjaan kekasihnya mengharuskannya membunuh sementara dirinya bersumpah untuk menyelamatkan nyawa.
Seo Dae-young dan Yoon Myeong-ju
Jin Goo berperan sebagai Sersan Mayor Seo Dae-young (dijuluki "Wolf"), tangan kanan dan sahabat terbaik Si-jin. Sebagai prajurit karir dengan pangkat bintara, Dae-young dikenal karena keteguhan memegang prinsip dan kesetiaan luar biasa kepada komandan dan rekan-rekannya. Ia terkenal di kalangan perekrut dan kadet Akademi sebagai instruktur yang tegas dan serius.
Sementara itu, Kim Ji-won memerankan Letnan Satu Yoon Myung-ju, seorang dokter militer yang juga putri Letnan Jenderal Yoon, komandan Brigade Pasukan Khusus Korea Selatan. Mengikuti jejak ayahnya, Myung-ju lulus dari Akademi Militer Korea, tempat ia menjadi junior Si-jin, sebelum melakukan magang di Rumah Sakit Haesung.
Kisah cinta Dae-young dan Myung-ju jauh lebih rumit dibandingkan Si-jin dan Mo-yeon. Hubungan mereka dianggap tabu karena perbedaan pangkat—Myung-ju adalah perwira sementara Dae-young bintara. Meskipun demikian, Myung-ju tetap mengejar Dae-young meski ayahnya tidak menyetujui.
Yang membuat kisah mereka menarik adalah kenyataan bahwa keduanya memiliki lebih banyak hal yang harus dikorbankan untuk hubungan mereka. Myung-ju terus-menerus melawan keinginan ayahnya, sementara Dae-young siap melepaskan karirnya sebagai tentara untuk memenuhi keinginan calon mertuanya.
Berbeda dengan Mo-yeon yang cenderung menghindari perasaannya pada Si-jin, Myung-ju secara eksplisit menunjukkan cintanya pada Dae-young sepanjang serial, bahkan jika itu berarti harus menyalahgunakan pangkatnya untuk membuat Dae-young memperhatikannya.
Latar Belakang Cerita yang Tidak Biasa
Salah satu aspek yang membedakan drama Korea Descendants of the Sun dari serial romantis lainnya adalah latar belakang cerita yang unik dan tidak konvensional. Drama ini tidak mengandalkan plot tipikal yang biasa ditemukan dalam kisah cinta drakor pada umumnya.
Perpaduan dunia militer dan medis
Ciri khas Descendants of the Sun terletak pada setting militer yang jarang diangkat dalam drama Korea. Berbeda dengan drama romantis biasa di mana takdir atau keluarga menjadi penghalang hubungan tokoh utama, dalam cerita ini justru urusan perang dan tugas darurat yang sering menginterupsi kebahagiaan pasangan utama. Kapten pasukan khusus harus membagi waktu antara tugas menjaga perdamaian dengan usahanya mendekati dokter militer—dengan sangat tidak nyamannya, ia sering harus meninggalkan kekasihnya pada momen-momen penting untuk menyelamatkan nyawa atau menjalankan misi rahasia.
Tema militer ini berhasil menyentuh masyarakat Korea Selatan karena angkatan bersenjata memang memiliki peran besar dalam kehidupan sosial negara tersebut. Dengan ancaman perang yang terus membayangi dari Korea Utara dan sistem wajib militer bagi warga negara laki-laki, setting militer menjadi sangat relevan bagi penonton lokal. Bahkan, sebuah editorial dalam People's Daily memuji drama ini sebagai "iklan yang sangat bagus untuk wajib militer" yang menunjukkan "semangat nasional" dan "budaya komunal" Korea Selatan, serta menyarankan agar China juga membuat drama serupa.
Perpaduan dunia militer dan medis menciptakan dinamika unik dalam hubungan tokoh utama. Perbedaan mendasar dalam nilai-nilai profesi mereka menjadi sumber konflik yang menarik—Si-jin sebagai tentara yang terkadang harus membunuh untuk melindungi bertentangan dengan prinsip Mo-yeon sebagai dokter yang bersumpah untuk menyelamatkan semua nyawa.
Lokasi fiksi Urk yang eksotis
Latar tempat utama dalam Descendants of the Sun adalah negara fiksi bernama Urk, sebuah negara yang dilanda perang dan terletak di tepi Semenanjung Balkan. Pemilihan lokasi fiksi ini memberi kebebasan bagi penulis naskah untuk mengembangkan cerita tanpa terikat pada realitas geopolitik tertentu. Meskipun terinspirasi oleh Irak, keputusan untuk menempatkan lokasi di wilayah Balkan dibuat untuk menghindari konflik diplomatik dengan Irak.
Aspek menarik dari latar tempat ini adalah penggunaan lokasi syuting di Yunani, khususnya Pulau Zakynthos, yang menjadi perwakilan dari negara Urk. Zakynthos, yang merupakan bagian dari Kepulauan Ionia, berjarak sekitar satu jam penerbangan dari Athena, menjadi latar belakang yang eksotis dalam serial ini. Pulau ini benar-benar memiliki pantai yang indah dengan suasana etnik yang kental, menjadi alasan banyak wisatawan Korea mengunjungi tempat ini setelah popularitas drama meningkat.
Beberapa lokasi penting dalam drama ini diambil di berbagai tempat. Lokasi yang menjadi kamp dasar Perusahaan Mowuru diambil di bekas Tambang Batubara Taebaek Hanbo, sementara adegan gempa bumi sebagian besar difilmkan di Samtan Art Mine, sebuah museum seni yang dikonversi dari tambang yang ditinggalkan. Di masa jayanya, tambang besar ini mempekerjakan sekitar 3.000 penambang. Selain itu, pengambilan gambar juga dilakukan di Pusat Pengalaman DMZ Camp Greaves, yang dulunya merupakan kamp pangkalan Angkatan Darat AS selama Perang Korea dan hanya berjarak 2 km dari Zona Demiliterisasi.
Pendekatan produksi ini membuat Kantor Pariwisata Korea (KTO) mengusulkan agar set film dibuat sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Menurut CEO KTO Jung Chang-soo, "Lokasi film harus dibuat sebagai tujuan wisata berkelanjutan daripada lokasi sekali pakai. Situs ini harus terhubung dengan produk wisata regional lainnya untuk jangka panjang".
Alur Cerita yang Penuh Emosi dan Ketegangan
Kisah cinta dalam drakor Descendants of the Sun tidak sekadar menghadirkan romantisme biasa, tetapi juga dibumbui dengan adegan-adegan penuh ketegangan yang membuat penonton terus terpaku di depan layar. Drama ini berhasil menciptakan keseimbangan sempurna antara momen-momen manis dan situasi menegangkan yang mengancam nyawa para tokohnya.
Pertemuan pertama yang unik
Perjalanan cinta Yoo Si-jin dan Kang Mo-yeon bermula dari sebuah kesalahpahaman yang menggelikan. Saat Sersan Dae-young kehilangan ponselnya yang dicuri, ia dan Si-jin mengejar pencuri tersebut hingga ke rumah sakit tempat Mo-yeon bekerja. Pencuri yang terluka, Kim Gi-bum, dirawat di Unit Gawat Darurat rumah sakit. Mo-yeon awalnya salah mengira Si-jin sebagai bagian dari kelompok kriminal pencuri tersebut setelah mendengar Dae-young memanggilnya "Big Boss" yang sebenarnya adalah kode panggilan militernya.
Meskipun demikian, Si-jin langsung tertarik pada Mo-yeon. Ketertarikan yang timbul pada pandangan pertama ini begitu kuat hingga ia langsung mengajaknya berkencan. Namun, kencan mereka sering terganggu ketika Si-jin tiba-tiba dipanggil untuk bertugas. Momen-momen ini menjadi dasar konflik dalam hubungan mereka - seorang tentara yang selalu siap bertugas kapanpun dan seorang dokter yang menginginkan kepastian.
Konflik nilai antara cinta dan profesi
Inti dari ketegangan emosional dalam Descendants of the Sun bukan hanya masalah jarak, melainkan pertentangan filosofis mendalam antara profesi kedua tokoh utama. Si-jin sebagai tentara, terkadang harus membunuh untuk melindungi negaranya dan banyak nyawa, sementara Mo-yeon, sebagai dokter, bersumpah untuk menyelamatkan setiap nyawa tanpa memandang latar belakang.
"Saya akan membunuh untuk melindungi negara saya dan Anda harus menyelamatkan nyawa dengan segala cara," demikian ungkapan yang menggambarkan dilema moral di antara mereka. Perbedaan pandangan ini membuat mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang baru saja dimulai.
Alih-alih sekadar melodrama, konflik ini mengeksplorasi pertanyaan etis yang lebih dalam - bagaimana seseorang memilih antara kewajiban profesional dan cinta? Pertanyaan ini menjadi lebih kompleks saat Mo-yeon perlahan memahami dunia Si-jin melalui serangkaian peristiwa di Uruk. Ia mulai menyadari bahwa meskipun cara mereka berbeda, tujuan mereka sama - menyelamatkan nyawa. Mo-yeon menyembuhkan untuk menyelamatkan, sementara Si-jin terkadang harus membunuh untuk menyelamatkan lebih banyak orang.
Misi berbahaya dan pengorbanan
Klimaks emosional serial ini terletak pada berbagai misi berbahaya yang dihadapi Si-jin dan timnya. Salah satu yang paling menegangkan adalah ketika kendaraan berisi vaksin dan obat-obatan tiba-tiba dicuri. Si-jin menghilang tanpa memberitahu tujuannya, dan Dae-young menyadari bahwa sahabatnya pergi untuk menyelamatkan Mo-yeon dalam operasi solo. Untuk mendukungnya, Dae-young mengumpulkan prajurit dan bergabung dengan Si-jin dalam misi penyelamatan tidak resmi.
Momen pengorbanan diri Si-jin mencapai puncaknya ketika ia menembak Mo-yeon untuk melumpuhkan remote control rompi bom yang dipasang padanya, sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian dan keterampilan luar biasa. Begitu juga saat ia terpaksa membunuh penjahat untuk menyelamatkan Mo-yeon - keputusan yang sulit namun diperlukan dalam situasi hidup atau mati.
Sementara itu, Dae-young menunjukkan pengorbanannya dengan memberikan dog tag (pengenal militernya) kepada Myung-ju sebelum misi berbahaya - simbolisme kuat dari kesediaannya untuk mempertaruhkan segalanya. Ketulusan cinta mereka tergambar jelas saat Myung-ju melemparkan diri ke pelukan Dae-young sambil memegang dog tag ketika ia kembali dengan selamat.
Pada akhirnya, bahkan setelah Si-jin dan Mo-yeon melanjutkan hubungan mereka di Korea, takdir kembali memisahkan mereka ketika Si-jin dan Dae-young dikirim dalam operasi rahasia yang membuat mereka menghilang dan dianggap telah meninggal. Berbulan-bulan Mo-yeon hidup dalam duka, mengirimkan pesan teks yang ia yakini tidak akan pernah dibaca Si-jin. Pengorbanan ini menjadi bukti bahwa mencintai seorang prajurit bukanlah pilihan mudah, namun juga menunjukkan keteguhan cinta sejati yang mampu bertahan melampaui jarak dan waktu.
Faktor Produksi yang Membuatnya Istimewa
Produksi berkualitas tinggi menjadi salah satu kunci kesuksesan drakor Descendants of the Sun. Dengan biaya produksi mencapai 13 miliar won (sekitar 171 miliar rupiah), drama ini memiliki standar visual dan naratif yang jauh melampaui kebanyakan drama Korea pada masanya.
Sinematografi dan lokasi syuting
Descendants of the Sun menonjol dengan pendekatan produksinya yang unik. Berbeda dengan mayoritas drama Korea yang menggunakan sistem "live-shoot", drama ini sepenuhnya diproduksi sebelum penayangan. Pilihan ini memungkinkan tim produksi menciptakan visual berkualitas tinggi dengan pengambilan gambar di berbagai lokasi.
Tim produksi menghabiskan sekitar 65% anggaran untuk pengambilan gambar di Yunani selama sebulan. Lokasi-lokasi seperti Zakynthos, Arachova, Lemnos, dan Navagio dipilih untuk menggambarkan negara fiksi Urk. Sementara itu, adegan lain difilmkan di Provinsi Gangwon, khususnya di bekas Tambang Batubara Taebaek Hanbo yang dijadikan lokasi kamp militer.
Kualitas gambar drama ini juga setara dengan film layar lebar berkat penggunaan kamera 4K ultra high definition (UHD). Meskipun tidak disiarkan dalam format UHD, penonton tetap bisa menikmati visual dengan kualitas HD yang memukau. Sekitar 2 miliar won (sekitar 27 miliar rupiah) dihabiskan untuk anggaran seni, termasuk untuk efek pasca-produksi.
Soundtrack yang menyentuh
Album soundtrack Descendants of the Sun sukses besar dengan penjualan melebihi 60.000 kopi. Lagu-lagu seperti "Always" oleh Yoon Mi-rae, "Everytime" oleh Chen EXO dan Punch, "This Love" oleh Davichi, dan "You Are My Everything" oleh Gummy mendominasi tangga lagu Korea selama bulan Maret 2016.
"Always" yang dirilis seminggu sebelum penayangan perdana drama menjadi lagu pembuka yang sempurna dengan liriknya yang menjanjikan kebersamaan selamanya. Sementara "Everytime" yang dibawakan oleh Chen dan Punch menghadirkan harmoni vokal yang menjadi latar belakang romantis bagi karakter utama.
Kekuatan soundtrack ini terletak pada kemampuannya menciptakan atmosfer emosional yang mengintensifkan pengalaman menonton. Lagu-lagu ini menjadi sangat ikonik hingga tetap dikenang dan diputar oleh penggemar bertahun-tahun setelah drama selesai tayang.
Penulisan naskah yang kuat
Di balik keberhasilan Descendants of the Sun terdapat penulis naskah terkenal Kim Eun-sook, yang sebelumnya telah menciptakan hit drama seperti Heirs, Gentleman's Dignity, dan Secret Garden. Naskahnya yang kuat menampilkan dialog karakter yang penuh pemikiran dan elemen humanistik yang halus.
Drama ini menghadirkan cerita tentang dokter dan tentara yang bertugas di zona perang, mengeksplorasi melodrama kemanusiaan tentang orang-orang yang berhadapan dengan hidup dan mati di garis depan. Naskah tersebut berhasil menyampaikan ketegangan dan romantisme di tengah kekacauan, dalam kisah tentang menemukan cinta dan kemanusiaan di saat-saat terkelam.
Berbicara dalam acara KOCCA di Seoul, Kim Eun-sook mengungkapkan bagaimana drama ini memberikan nuansa manis pada karakter Song Joong-ki yang biasanya dikenal dengan tipe maskulin yang keren. Keahlian penulisannya terbukti dari bayaran per episode yang diperkirakan mencapai 30 juta won (sekitar 412 juta rupiah).
Pencapaian dan Penghargaan yang Diraih
Drama Korea Descendants of the Sun mencatatkan kesuksesan luar biasa yang terbukti melalui pencapaian rating fenomenal dan sederet penghargaan bergengsi. Fenomena ini tidak hanya menjadi bukti kualitas produksinya, namun juga menunjukkan dampak kultural yang luas di Asia.
Rating tinggi di Korea dan Asia
Descendants of the Sun dengan cepat menjadi serial paling populer di Korea Selatan, mencapai posisi teratas dengan sekitar 30% pangsa penonton hanya setelah lima episode tayang. Pada episode ke-11, drama ini disaksikan oleh 34,3% penonton di ibu kota Korea Selatan dan mencapai rekor rating 40,9%. Sementara itu, episode ke-10 yang ditayangkan pada minggu sebelumnya mencatat rekor baru dalam jumlah pemirsa sebesar 36,4% di Seoul dan 31,6% di seluruh negeri.
Keberhasilan drama ini bahkan lebih mengesankan di China, di mana Descendants of the Sun menjadi drama Korea pertama yang dirilis secara bersamaan di Korea Selatan dan China. Serial ini ditonton lebih dari 1 miliar kali di platform streaming China, dengan jumlah penonton kumulatif melalui situs web streaming iQiyi mencapai lebih dari 440 juta.
Popularitas global drama ini terbukti dari penjualannya ke 32 negara dan diterjemahkan ke dalam 32 bahasa berbeda. Descendants of the Sun juga dinobatkan sebagai Acara Paling Populer tahun 2016 oleh Korea Broadcasting Advertising Corporation, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu drakor paling berpengaruh sepanjang masa.
Penghargaan Baeksang dan lainnya
Prestasi Descendants of the Sun juga diakui melalui berbagai penghargaan bergengsi. Pada ajang 52nd Baeksang Arts Awards, drama ini membawa pulang penghargaan tertinggi (Grand Prize) untuk kategori drama televisi. Song Joong Ki dan Song Hye Kyo sebagai pemeran utama juga masing-masing memenangkan dua piala: Male/Female Popularity Award dan Male/Female Global Star Award.
Selain itu, drama ini memenangkan sejumlah penghargaan bergengsi seperti:
Grand Prize (Daesang) untuk Song Joong-ki di 5th APAN Star Awards
Drama of the Year di 5th APAN Star Awards
Best Drama di 9th Korea Drama Awards
Grand Prize (Daesang) untuk Song Joong-ki di 30th KBS Drama Awards
Presidential Award untuk Song Joong-ki di Korean Popular Culture and Arts Awards
Descendants of the Sun juga mendapat pengakuan internasional dengan memenangkan Special Jury Award di 50th WorldFest-Houston International Film Festival. Pengakuan ini melengkapi prestasi drama pada ajang 11th Seoul International Drama Awards dan 43rd Korean Broadcasting Grand Prize, menegaskan statusnya sebagai mahakarya drama Korea.
Pencapaian dan penghargaan ini membuktikan bahwa Descendants of the Sun bukan sekadar drama romantis biasa, melainkan sebuah fenomena budaya yang melampaui batas-batas konvensional industri hiburan Korea.
Kenapa Masih Relevan Hingga Sekarang
Meskipun telah tayang pada tahun 2016, drakor Descendants of the Sun masih memiliki tempat istimewa di hati para penggemar drama Korea hingga saat ini. Berbagai elemen dalam drama ini membuatnya tetap relevan dan dicintai oleh penonton baru maupun lama setelah bertahun-tahun berlalu.
Tema kemanusiaan yang universal
Descendants of the Sun tidak sekadar menghadirkan kisah cinta, namun juga menggali tema-tema kemanusiaan yang universal dan tidak lekang oleh waktu. Drama ini secara mendalam mengeksplorasi konsep tanggung jawab, pengorbanan, dan dilema moral yang dihadapi para karakternya.
Pada intinya, serial ini mengkaji tema-tema cinta, tanggung jawab, dan pengorbanan—nilai-nilai universal yang berbicara kepada orang-orang dari segala usia dan latar belakang. Di tengah situasi kacau di Uruk, para karakter utama harus menghadapi pilihan-pilihan sulit yang menguji prinsip dan nilai-nilai mereka.
Salah satu adegan paling berkesan adalah ketika Yoo Si-jin yang kecewa menjelaskan kepada Kang Mo-yeon pentingnya ia menghadapi konsekuensi karena tidak mematuhi perintah langsung dari atasannya. Meskipun tindakannya menyelamatkan nyawa, Si-jin tetap menghormati aturan militer dan bersedia menerima hukumannya. Moment ini menunjukkan kompleksitas moral yang menjadi daya tarik drama ini.
Selain romantisme, drama ini menggali isu-isu yang lebih dalam—apa artinya melayani negara, bagaimana tetap mempertahankan kemanusiaan dalam krisis, dan pentingnya membuat pilihan etis yang sulit. Tema-tema ini bergema kuat dengan penonton, terutama mereka yang bekerja di bidang medis atau pertahanan.
Kisah cinta yang timeless
Kisah cinta antara Si-jin dan Mo-yeon menawarkan narasi yang tidak mudah usang karena menggambarkan hubungan dua orang dewasa yang setara, bukan sekadar kisah cinta penuh fantasi. Berbeda dengan kebanyakan drama Korea yang menceritakan pria kaya jatuh cinta dengan gadis berhati emas namun miskin, cerita ini terasa lebih seperti kisah cinta dua orang dewasa yang seimbang.
Drama ini menghadirkan cerita tentang cinta, keberanian, tugas dan pengorbanan yang saling berkaitan. Hubungan Si-jin dan Mo-yeon penuh dengan tantangan realistis, terutama bagaimana menyeimbangkan kehidupan profesional dan pribadi di tengah situasi kacau.
Pasangan utama memiliki hubungan yang romantis namun realistis, menjadikan cerita mereka tetap memikat. Kimia antara Yoo Si-jin dan Kang Mo-yeon terasa nyata, intens, dan berlapis dengan momen-momen ketertarikan, konflik, dan kerinduan.
Faktor yang membuat kisah cinta dalam Descendants of the Sun tetap relevan adalah karena mengangkat pertanyaan tentang pengorbanan untuk orang yang dicintai. Meski menyakitkan, karakter-karakter dalam drama ini membuktikan kebesaran hati mereka melalui pengorbanan.
Karakter yang relatable
Para karakter dalam Descendants of the Sun dirancang dengan kedalaman yang membuat penonton dapat mengidentifikasi diri mereka. Song Joong-ki menampilkan sosok Kapten Yoo Si-jin yang memikat dan cerdas, efektif menyampaikan kompleksitas seorang pria yang terbelah antara tugas dan gairah.
Kemampuannya beralih dari perwira yang berwibawa menjadi kekasih yang menawan terasa alami, membuat karakternya realistis dan populer di kalangan penggemar. Demikian pula, penggambaran Song Hye-kyo sebagai Dr. Kang Mo-yeon sangat menginspirasi.
Dr. Kang Mo-yeon bukan sekadar minat romantis—dia adalah karakter terampil, mandiri, dan cerdas secara emosional yang berani mengungkapkan pendapatnya. Penonton wanita khususnya mengapresiasi bagaimana dia mampu mempertahankan dirinya, bahkan ketika dikelilingi oleh tentara dan tantangan berisiko tinggi. Ia digambarkan sebagai:
Karakter utama yang percaya diri, berorientasi karir, dan relatable
Memiliki dinamika dengan Si-jin yang setara dan memberdayakan
Merepresentasikan sosok wanita kuat yang dikagumi penonton
Pemeran pendukung juga menambah kedalaman pada alur cerita dan meningkatkan pesona film ini melampaui aktor utama. Karakter seperti Letnan Yoon Myeong-joo dan Sersan Mayor Seo Dae-young memberikan perspektif berbeda tentang kehidupan militer dan pengorbanan yang menyertainya. Mereka masing-masing menambahkan nuansa unik pada cerita dan membuat setiap subplot menarik.
Melalui lintasan dan interaksi unik mereka, karakter-karakter ini melakukan lebih dari sekadar menempati ruang di layar—mereka menyuntikkan vitalitas ke dalam narasi utama. Inilah yang membuat Descendants of the Sun tetap relevan dan terus dicintai oleh para penggemar baru maupun lama hingga saat ini.
FAQS
Berbagai pertanyaan seringkali muncul dari para penggemar drakor Descendants of the Sun yang ingin mengetahui lebih dalam tentang serial favorit mereka. Berikut beberapa jawaban untuk pertanyaan yang paling umum ditanyakan.
Pertama, banyak yang penasaran mengapa drama ini begitu populer secara global. Descendants of the Sun menggabungkan tema percintaan, aksi, dan takdir dalam cerita yang memikat, didukung dengan pengembangan karakter yang kuat dan kualitas produksi tinggi yang mampu menyentuh penonton internasional. Berbeda dengan kebanyakan drama Korea yang bercerita tentang "pria kaya jatuh cinta dengan gadis berhati emas namun miskin", kisah ini lebih terasa seperti kisah cinta dua orang dewasa yang seimbang.
Kedua, tentang konten yang ditampilkan. Drama ini memiliki rating konten yang relatif aman dengan kategori kekerasan dan adegan menakutkan yang tergolong ringan. Di berbagai negara, Descendants of the Sun mendapat rating usia yang bervariasi, mulai dari 12+ di Inggris dan Jerman, hingga 16+ di beberapa negara seperti Indonesia, India, dan Uni Emirat Arab.
Pertanyaan lain yang sering muncul adalah berapa banyak episode dan season yang dimiliki. Serial ini hanya memiliki 1 season dengan total 19 episode. Rating IMDb untuk Descendants of the Sun cukup tinggi, mencapai 8,2 dari 10, menunjukkan respons positif dari penonton global.
Sementara itu, beberapa fakta menarik yang sering ditanyakan adalah siapa pemeran utamanya. Descendants of the Sun dibintangi oleh Song Joong-ki dan Song Hye-kyo yang kemudian menikah pada 31 Oktober 2017, meskipun akhirnya bercerai pada Juli 2019. Selain itu, Song Joong-ki sebenarnya bukanlah pilihan pertama untuk peran tersebut. Sebelum dia, beberapa aktor seperti Won Bin, Zo In-sung, Gong Yoo, Hyun Bin, dan Kim Woo-bin menolak peran tersebut karena enggan memotong rambut bergaya tentara.
Mengenai proses produksi, pemirsa sering bertanya-tanya di mana lokasi syuting drama ini. Pengambilan gambar dilakukan di Yunani selama sekitar sebulan mulai dari 28 September 2015, khususnya di Pulau Zakynthos, yang kemudian menjadi lokasi pertemuan pertama karakter utama dalam cerita.
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.gif)